JAKARTA, KOMPAS.TV - Akademisi dari UIN Raden Mas Said Surakarta, Abraham Zakky Zulhazmi, mengaku gembira kota Solo masuk dalam 10 besar kota toleran di Indonesia tahun 2021 yang diterbitkan oleh Setara Institute.
Meski begitu, menurutnya, masih ada potensi bibit radikalisme maupun intoleransi yang ada di kota yang saat ini dipimpin oleh Walikota Gibran Rakabuming Raka tersebut.
“Solo masuk sebagai kota toleran tentu merupakan kabar gembira. Salama ini Solo kerap dicitrakan sebagai kota intoleran, mengingat sejumlah kasus. Seperti bom panci, bom malam lebaran, persekusi, perusakan makam non muslim dan lain-lain,” paparnya kepada KOMPAS TV lewat pesan Whatsapp, Rabu (31/3/2022).
Dosen Penyiaran Islam itu menyebut, Solo adalah kota yang beragam. Banyak aliran agama yang bisa hidup di kota ini, meskipun dengan catatan.
“Pada kenyataannya Solo adalah kota yang multikultur, meski tentu saja tidak semajemuk Jakarta. Beragam aliran keagamaan ada di Solo, yang jika tidak terkelola dengan baik rawan terjadi konflik,” tambahnya.
Baca Juga: Daftar Kota Paling Toleran dan Tidak Toleran di Indonesia Versi Setara Institute
Abraham Zakky Zulhazmi yang juga penulis buku 'Propaganda Islam Radikal di Media Siber' itu juga mengatakan, Solo saat ini dicitrakan sebagai kota budaya, khususnya Jawa dengan tagline Spirit of Jawa.
“Relasi agama dan budaya ini menarik. Di satu sisi ada yang ingin memisahkan agama dan buaya, di sisi lain, sebaliknya, agama dan budaya bisa berjalan bersama. Perbedaan cara pandang ini pada akhirnya dapat hidup bersama di Solo,” paparnya.
Hal inilah menurut pria yang juga peneliti Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM PIN UIN Surakarta) yang menjadikan kota tersebut jadi kota toleran.
“Kiranya ini yang membuat Solo disebut kota toleran, kota yang ramah untuk semua agama, suku dan golongan,” tambahnya.
Baca Juga: Riset Setara Institute: Depok Kota Paling Intoleran di Indonesia Tahun 2021
Dalam laporan Setara Institute, Solo menjadi salah satu dari 10 kota yang memiliki skor toleransi tinggi dan menempati peringkat kesembilan dengan skor 5,783. Kota ini berada di bawah Bekasi sebagai kota toleran yang berada di peringkat 8.
Setara Institute mendasarkana kesimpulannya pada sejumlah variabel, yakni:
Riset menghasilkan dua daftar, yakni kota paling toleran dan tidak toleran, berdasarkan hasil skor dengan skala 1-7. Berikut daftarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.