JAKARTA, KOMPAS.TV - Public speaking atau berbicara di depan umum merupakan salah satu kemampuan yang tak lekang oleh waktu. Ia dapat digunakan dalam situasi dan kondisi apa pun. Bahkan, lingkup terkecil pun membutuhkannya.
Poin utama dari public speaking adalah si pembicara mampu membangun relasi dengan pendengar. Akan tetapi, masih banyak orang yang takut untuk berbicara di depan publik. Akhirnya, segala persiapan pun sirna begitu saja.
Dalam siniar Obsesif musim keempat bertajuk "Bicara di Forum Publik? Siapa Takut!", Cut Jihan Shavira, Wisudawan terbaik FISIP UI 2021, memberikan tips dan pandangannya terkait public speaking.
Menurut Jihan, dalam proses yang panjang, kemampuan ini sangat mengubah hidupnya. Kini, ia bahkan bisa berkeliling dunia dengan bermodalkan public speaking.
Awalnya, perempuan ini mengaku senang berbicara. Dari situlah, ia rutin mengikuti lomba debat dan pidato dari SMA hingga duduk di bangku kuliah.
Menurut Jihan, kemampuan public speaking itu penting dimiliki semua orang. Biasanya, orang-orang berprestasi memiliki keterampilan public speaking yang apik. Hal ini disebabkan karena public speaking juga membutuhkan kemampuan lainnya.
"Kan kalo kita ngomong itu bukan sekadar ngomong. Kita menyampaikan ide. Ketika menyampaikan ide kita perlu berpikir, riset, dan menstrukturkan pikiran kita," imbuhnya.
Public speaking sering dianggap sempit karena terdapat kata publik yang mengacu pada khalayak umum.
Menurut Jihan, kemampuan ini juga sangat berguna dalam lingkup kecil, seperti pertemanan dan keluarga. Ungkapannya sejalan dengan pendapat Dr. Michelle Mazur, seorang ahli komunikasi, bahwa kemampuan public speaking bisa membantu membangun hubungan yang baik.
"Bagiku, public speaking ketika kita bisa berbicara di depan publik, baik itu dua orang, tiga orang. Sesimpel ngobrol sama cewek yang kamu suka," tambahnya.
Inti dari public speaking adalah mampu membuat lawan bicara atau pendengarnya paham dan tertarik dengan pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, kemampuan ini juga memerlukan keterampilan penunjang.
Beberapa keterampilan itu di antaranya melakukan riset dan analytical thinking atau berpikir analitis. Selain itu, perlu juga latihan, seperti gestur dan intonasi, agar pesan dapat disampaikan dengan baik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.