Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Geram Sanksi Beruntun Barat ke Moskow, Menlu Rusia: Ini Deklarasi Perang Total Melawan Kami

Kompas.tv - 26 Maret 2022, 14:37 WIB
geram-sanksi-beruntun-barat-ke-moskow-menlu-rusia-ini-deklarasi-perang-total-melawan-kami
Ilustrasi. Seorang pria menyelamatkan barang-barang dari sebuah toko yang terbakar akibat serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, Jumat (25/3/2022). Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh sanksi-sanksi Barat ditujukan untuk mencekik dan menghancurkan ekonomi Rusia. (Sumber: Felipe Dana/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan kegeramannya atas sanksi meluas negara-negara Barat terhadap Moskow. Lavrov menyebut serangkaian sanksi Barat adalah perwujudan “perang hibrida” melawan Rusia.

Politikus 72 tahun itu menuduh sanksi-sanksi Barat ditujukan untuk mencekik dan menghancurkan ekonomi Rusia.

“Hari ini, sebuah perang hibrida yang sesungguhnya, sebuah perang total telah dideklarasikan melawan kami. Istilah ini, yang mana dieksploitasi oleh Jerman-nya Hitler, sekarang ditegaskan oleh banyak politikus Eropa saat membahas apa yang ingin mereka lakukan terhadap Rusia,” kata Lavrov dikutip TASS, Jumat (25/3/2022).

“Tujuan mereka tidaklah disembunyikan, itu diumumkan secara publik, (tujuannya) untuk menghancurkan, memporak-porandakan, meruntuhkan, dan mencekik ekonomi Rusia serta Rusia secara keseluruhan,” lanjutnya.

Baca Juga: [FULL] Wawancara dengan Dubes Inggris untuk Indonesia Terkait Konflik Ukraina dan Rusia hingga G20

Perang hibrida yang dirujuk Lavrov adalah teori strategi militer yang mencampurkan perang konvensional dengan perang politis, perang ireguler, perang siber, menggunakan berbagai metode.

Lavrov menuduh Barat melancarkan “perang hibrida” karena sanksi meluas dan beruntun yang diberlakukan sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Sanksi Barat ke Rusia menargetkan sejumlah individu berpengaruh dan lembaga penting seperti bank dan maskapai penerbangan.

Perusahaan-perusahaan swasta Barat pun ramai-ramai hengkang atau menghentikan operasi di Rusia.

Selain itu, berbagai negara juga melarang transaksi ekspor-impor sejumlah komoditas dengan Rusia.

Sanksi ekonomi meluas pun menerakan dampak signifikan ke ekonomi Rusia. Salah satu dampaknya, nilai tukar rubel Rusia terhadap dolar AS anjlok sejak Februari lalu.

Baca Juga: Menko Luhut Tanggapi Soal Rencana Kehadiran Presiden Rusia Putin di KTT G20 Indonesia


 




Sumber : TASS




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x