ISTANBUL, KOMPAS.TV - Yunani telah menandatangani kesepakatan pembelian enam jet tempur Rafale tambahan dan tiga fregat angkatan laut Belharra dari Prancis, Kamis (24/3/2022).
Kesepakatan itu dibuat di tengah ketegangan hubungan antara Yunani dan Turki terkait kawasan Mediterania Timur.
Seperti dilaporkan Daily Sabah, jet-jet Rafale itu dijual kepada Yunani oleh Dassault Aviation dan akan dikirim mulai musim panas 2024.
Dengan tambahan enam jet tersebut, armada Angkatan Udara Yunani akan memiliki total 24 Rafale, menurut Dassault Aviation.
Kesepakatan pembelian jet Rafale tambahan itu ditandatangani di atas kapal perang Yunani yang sudah pensiun, Averof, oleh menteri pertahanan kedua negara.
“Dengan pembelian fregat dan jet tempur ini, kekuatan angkatan laut dan udara Yunani akan meningkat,” ujar Menteri Pertahanan Yunani Nikos Panagiotopoulos seperti dikutip dari Daily Sabah.
Baca Juga: Parlemen Yunani Ribut Gara-Gara Masker Buatan Turki
Pada September 2021, Athena telah sepakat untuk membeli tiga fregat senilai sekitar 3 miliar euro.
Perjanjian itu, bagian dari pakta kerja sama pertahanan dan militer strategis yang lebih luas, dicapai menyusul kesepakatan pembelian 24 jet tempur Rafale.
Pada Oktober 2021, parlemen Yunani meratifikasi perjanjian pertahanan antara Yunani dan Prancis. Perjanjian itu akan mengizinkan kedua negara untuk saling membantu saat mendapatkan ancaman dari luar.
Sementara itu, hubungan Yunani dan Turki yang sama-sama anggota NATO masih sensitif terkait batas-batas laut dan hak eksploitasi mineral di Laut Aegea dan kawasan Mediterania Timur.
Survei minyak dan gas yang dilakukan Turki pada 2020 menyulut ketegangan antara angkatan laut kedua negara.
Baca Juga: Ingin Salip Prancis, AS Setuju Jual Fregat Tempur ke Yunani Senilai 6,9 Miliar Dolar
Pada Februari lalu, Menhan Yunani mengatakan militer negaranya perlu melakukan modernisasi setelah mengalami pemotongan anggaran saat krisis keuangan akut melanda pada 2010-2018.
Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di kawasan Mediterania Timur, telah menolak klaim batas maritim yang dibuat Yunani dan administrasi Siprus Yunani yang sama-sama anggota Uni Eropa.
Ankara menyatakan, klaim-klaim tersebut melanggar kedaulatan Turki dan Republik Siprus Utara Turki.
Baca Juga: Masjid Ukraina Ditembaki Tentara Rusia, 86 Pengungsi Turki Diyakini Bersembunyi di Dalamnya
Sumber : Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.