BRUSSELS, KOMPAS.TV - Pemimpin Kelompok G7 mengumumkan mereka membatasi penggunaan emas oleh Bank Sentral Rusia dalam transaksi Bank Sentral. Sementara Amerika Serikat mengumumkan babak baru sanksi yang menargetkan lebih dari 400 elits dan anggota Duma Negara Rusia, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (24/3/2022).
Sebelumnya, sanksi terhadap elite Rusia, sanksi terhadap Bank Sentral Rusia dan Presiden Vladimir Putin tidak berdampak pada cadangan emas Rusia, yang dikumpulkan Putin selama beberapa tahun.
Rusia punya cadangan emas senilai sekitar USD130 miliar, dan Bank Sentral Rusia mengumumkan pada 28 Februari bahwa mereka akan melanjutkan pembelian emas di pasar logam mulia dalam negeri.
Pejabat Gedung Putih hari Kamis mengatakan langkah itu akan semakin menumpulkan kemampuan Rusia menggunakan cadangan devisanya untuk menopang ekonomi Rusia dan mendanai perangnya melawan Ukraina.
Sementara itu pemerintahan Biden mengumumkan lebih banyak sanksi yang menargetkan 48 perusahaan pertahanan milik negara Rusia, 328 anggota Duma atau parlemen majelis rendah Rusia, dan puluhan elite Rusia.
Majelis rendah parlemen Rusia, atau Duma, menjadi entitas terbaru yang disebutkan dalam sanksi terbaru Amerika Serikat.
Baca Juga: Biden Rencanakan Sanksi Baru untuk Rusia
G-7 dan Uni Eropa juga mengumumkan upaya baru untuk berbagi informasi dan mengoordinasikan tanggapan untuk mencegah Rusia menghindari dampak sanksi yang telah dikenakan negara-negara barat sejak invasi 24 Februari.
G7 merupakan forum politik antar pemerintah yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Diplomat Senior Rusia di PBB: Kami Punya Hak Gunakan Senjata Nuklir bila NATO Provokasi
Pada tahun 2020, G7 menyumbang sedikit di atas 50 persen dari kekayaan bersih global, yaitu USD418 triliun pada tahun 2020, 32 hingga 46 persen dari PDB global, dan sekitar 770 juta orang atau 10 persen dari populasi dunia.
Sebagian besar anggota G7 adalah kekuatan besar dalam urusan global dan memelihara hubungan politik, ekonomi, sosial, hukum, lingkungan, militer, agama, budaya, dan diplomatik yang erat.
Saat ini Jerman menjabat kepresidenan G7 mulai tahun 2022.
Meskipun tidak memiliki dasar hukum atau kelembagaan, G7 dianggap punya pengaruh internasional yang sangat signifikan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.