JAKARTA, KOMPAS.TV - Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur Liswanto menyampaikan laporan terkait aktivitas Gunung Semeru, Jawa Timur periode pengamatan Kamis (24/3/202) pukul 00.00 hingga 12.00 WIB.
Liswanto mengungkapkan selama periode pengamatan tersebut Gunung Semeru mengalami 24 kali letusan.
"Selama 12 jam terakhir Gunung Semeru mengalami 24 kali letusan," kata Liswanto,dikutip dari Antara, Kamis.
Dalam penjelasannya, pada hari ini aktivitas kegempaan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) ini pada periode Kamis pukul 00.00-06.00 WIB tercatat 16 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 95-115 detik.
"Gunung Semeru juga mengalami dua kali gempa embusan, dua kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa tektonik jauh," ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkanm pada periode pengamatan pada Kamis pukul 06.00-12.00 WIB, tercatat Gunung Semeru mengalami letusan sebanyak delapan kali dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 50-85 detik.
Sementara itu, pada Rabu (23/3) aktivitas Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tercatat 68 kali letusan/erupsi dengan amplitudo 10-25 mm.
Adapun lama gempa 55-250 detik, satu kali awan panas guguran, satu kali gempa guguran, enam kali gempa embusan, enam kali gempa harmonik, dua kali gempa vulkanik, dan tiga kali gempa tektonik.
Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Keluarkan Awan Panas, Suara Gemuruh Terdengar Hingga 9 Kali
Di sisi lain, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang menuturkan aktivitas Gunung Semeru saat ini masih berstatus siaga sejak 16 Desember 2021.
Sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi sejumlah rekomendasi yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Dia juga menekankan pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur terkait aktivitas gunung api tersebut.
Masyarakat, lanjut Joko, diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut.
Dia juga mengatakan masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ujarnya menegaskan.
Joko pun meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas dia.
Baca Juga: Tradisi Panen Padi Gunung dan Nutuq Bahamp di Desa Putat Kutai Kartanegara
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.