KIEV, KOMPAS.TV - Pada sebuah selter bom darurat di Kiev, Ukraina, setidaknya terdapat 20 bayi hasil sewa rahim (surogasi) yang berlindung. Mereka menunggu dijemput calon orang tua berkewarganegaraan asing yang sudah bersepakat dengan ibu yang rahimnya disewa.
Akan tetapi, invasi Rusia ke Ukraina membuat penjemputan urung dilakukan. Para bayi pun berlindung bersama perawat di selter bom.
Sebagian bayi masih berusia beberapa hari. Kendati dirawat dengan baik, situasi sekitar membuat para perawat khawatir. Terkadang, ledakan artileri terdengar nyaring hingga bawah tanah.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Pasukan Militer Rusia Gunakan Rudal Ganas Hipersonik untuk Serang Ukraina
Bayi-bayi tersebut dirawat oleh perawat pusat surogasi yang juga terjebak di selter bom.
“Kami berada di sini untuk mempertahankan hidup kami dan bayi-bayi ini. Kami bersembunyi dari pengeboman dan penderitaan mengerikan ini,” kata salah satu perawat, Lyudmilia Yashchenko, dikutip Associated Press.
Yashchenko mengaku hanya bisa keluar sebentar pada siang hari untuk mendapatkan udara segar. Namun, tidak berani di luar terlalu lama.
Di selter bom, Yashchenko mengaku selalu merasa kepayahan. Apalagi, ia mengkhawatirkan kedua anaknya yang menjadi relawan pasukan pertahanan.
“Kami hampir tidak bisa tidur. Kami bekerja seharian penuh,” kata Yashchenko.
Yashchenko sendiri enggan menyebutkan berapa orang tua yang sudah mengambil bayi hasil sewa rahim, berapa yang belum dijemput, dan berapa bayi surogasi yang sebentar lagi akan lahir.
Ukraina adalah satu dari sedikit negara yang mengizinkan layanan surogasi alias sewa rahim bagi warga negara asing.
Dengan industri surogasi yang berkembang, penyewa rahim umumnya datang dari negara-negara Eropa, Amerika Latin, dan China.
Baca Juga: Inggris Sebut Rusia Gagal Kuasai Wilayah Udara Ukraina, Puji Ketangguhan Angkatan Udara Ukraina
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.