Sembilan WNI berhasil dievakuasi Jumat (18/03) dari kota Chernihiv, Ukraina, setelah melalui upaya yang sangat keras dan cukup lama, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Retno mengatakan proses evakuasi terus menerus dilakukan selama "22 hari" dan "sangat-sangat-sangat tidak mudah" di tengah pertempuran yang berlangsung.
Saat ini kesembilan WNI telah melintas ke Polandia setelah melalui ibu kota Kyiv dan melewati kota di dekat perbatasan, Lviv.
Retno mengatakan berbagai skenario dan jalur evakuasi selalu disesuaikan karena "situasi di lapangan yang terus berubah."
WNI yang baru dievakuasi - pekerja di pabrik plastik di Cherniviv - akan kembali ke Indonesia pada 20 Maret mendatang.
Baca juga:
Dengan dievakuasi sembilan WNI ini, total 133 WNI telah dievakuasi dan 23 WNI memilih tinggal di Ukraina karena alasan keluarga. Sembilan staf penting KBRI lain berada di Lviv.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha yang ikut menjemput WNI mengatakan mereka "sejak awal sudah terjebak serangan Rusia," dan kementerian luar negeri perlu memikirkan berbagai cara untuk menyelamatkan mereka.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Kyiv, pada Senin (07/03), mengatakan suasana ibu kota Ukraina itu "seram" dan "mencekam".
Prabowo Himawan mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa di Kyiv kini banyak barikade, beton-beton, kawat berduri, serta patroli keamanan rakyat.
"Suasana Kyiv, ada rasa mencekam karena ada barikade-barikade itu, ada jejak-jejak pertempuran sedikit. Kalau di pinggiran, ada truk terbakar, tank di tengah jalan. Saya tinggal di pinggiran dan saya melihat itu," papar pria yang sehari-hari bekerja sebagai dosen di Universitas Taras Shevchenko, Kyiv.
Suasana di Kota Kyiv, sambungnya, sepi dan banyak relawan keamanan rakyat yang bersenjata di tiap tikungan.
"Kalau ketemu tentara reguler, saya tak takut karena profesional. Saya nggak grogi ketika mereka memberhentikan kendaraan, periksa sambil menodongkan senapannya. Tapi kalau keamanan rakyat kan orangnya nggak jelas, pegang senjata masih gemetar. Orang sipil ditodong dan ditanya dokumennya, seram juga saya," kata Prabowo.
Untuk menunjang keperluan sehari-hari, supermarket dan apotek masih buka.
"Apotek buka, tapi antrean pasti panjang. Setiap toko dan supermarket yang buka, pasti antre dan panjang," paparnya saat berbincang dengan wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin.
Iryna Zalevska, salah seorang mahasiswi di Kyiv yang diajar Prabowo, mengatakan hal senada. Menurutnya, banyak produk makanan—seperti roti, susu, dan sayuran—telah ludes di supermarket.
Dia mengatakan sudah bersiap jika sewaktu-waktu harus mengungsi.
"Di sini ada barang-barang yang sudah dikumpulkan untuk evakuasi. Ada koper dan barang-barang," tutur Irina dalam bahasa Indonesia yang fasih, menunjukkan koper-koper yang sudah mereka siapkan.
WNI yang berada di Ukraina mulai dievakuasi sejak akhir Februari lalu, beberapa hari setelah Rusia menyerang pada 24 Februari lalu.
Tono (bukan nama sebenarnya) mengatakan mereka telah melintasi perbatasan Moldova pada Senin (28/02) malam waktu setempat.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.