MARIUPOL, KOMPAS.TV - Warga sipil yang berlindung di sebuah teater di Mariupol muncul hidup-hidup pada Kamis (17/3/2022), setelah sehari sebelumnya pada Rabu (16/3) melalui gempuran serangan udara yang dituding dilakukan oleh Rusia.
Kesaksian korban selamat itu dilaporkan berdasarkan unggahan Sergei Taruta, mantan kepala wilayah Donetsk, di Facebook, seperti dilansir CNN.
“Setelah malam yang mengerikan tanpa kabar apapun, kami akhirnya mendapat kabar baik dari Mariupol pada pagi, di hari ke-22 perang. Tempat perlindungan bom [teater] mampu bertahan. Reruntuhan mulai dibersihkan. Orang-orang keluar hidup-hidup,” tulis Sergei Taruta.
Associated Press melaporkan, Ombudsman Ukraina Ludmyla Denisova menyebut bahwa gedung teater di kota Mariupol itu bertahan dari dampak serangan udara, dan penyelamatan warga sipil dari bawah puing-puing bangunan yang hancur telah dimulai.
“Bangunan itu tahan terhadap dampak bom udara berkekuatan tinggi dan melindungi nyawa orang-orang yang bersembunyi di tempat perlindungan bom,” katanya di layanan pesan Telegram.
"Pekerjaan sedang dilakukan untuk membuka ruang bawah tanah agar orang dewasa dan anak-anak yang masih hidup bisa keluar," tulisnya. Namun, ia menyebut, sejauh ini belum ada informasi mengenai korban jiwa.
Ratusan pria, wanita, dan anak-anak berlindung di ruang bawah tanah teater saat terjadinya ledakan yang meluluhlantakkan gedung tersebut.
Seorang anggota parlemen Ukraina menyebut adanya laporan cedera, tetapi tidak ada kematian dalam serangan itu.
Baca Juga: Rusia Bombardir Gedung Teater di Mariupol, Ternyata Tempat 1.200 Warga Sipil Berlindung
Dewan Kota Mariupol, sebelumnya membagikan gambar bangunan yang hancur, sambil mengatakan pasukan Rusia "dengan sengaja dan sinis menghancurkan Teater Drama di jantung Mariupol."
"Pesawat itu menjatuhkan bom di sebuah gedung tempat ratusan warga Mariupol yang damai bersembunyi," katanya.
"Satu-satunya kata untuk menggambarkan apa yang terjadi hari ini adalah genosida, genosida bangsa kita, rakyat Ukraina kita," kata wali kota Vadim Boychenko dalam pesan video di Telegram.
"Kami kesulitan memahami semua ini, kami menolak untuk percaya, kami ingin memejamkan mata dan melupakan mimpi buruk yang terjadi hari ini," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menuduh Rusia dengan sengaja mengebom gedung teater.
Lewat cuitan di Twitter, ia menyatakan, "Kejahatan perang menghebohkan lainnya di Mariupol. Serangan besar-besaran Rusia di Teater Drama dimana ratusan warga sipil tak berdosa bersembunyi. Bangunan itu sekarang sepenuhnya hancur. Rusia mustahil tidak tahu ini adalah tempat perlindungan warga sipil. Selamatkan Mariupol! Hentikan penjahat perang Rusia!"
Kementerian Pertahanan Rusia membantah melakukan serangan terhadap teater tersebut, lapor RIA Novosti, Kamis (17/3), dan menuding batalion sayap kanan Azov bertanggung jawab atas pemboman teater tersebut.
Sumber : CNN/Associated Press/RIA Novosti
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.