WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “penjahat perang” karena tindakan-tindakan militer Rusia selama invasi ke Ukraina. Hal tersebut disampaikan Biden di Washington, Rabu (16/3/2022).
Ucapan Biden tersebut menandakan semakin kerasnya sikap Gedung Putih terhadap rezim Vladimir Putin.
Sebelumnya, Gedung Putih cenderung enggan menyebut Putin “penjahat perang”.
Alasannya, istilah itu menurut mereka adalah istilah hukum yang membutuhkan penelitian.
Tetapi, Biden merujuk serangan-serangan Rusia ke fasilitas publik seperti rumah sakit untuk menegaskan perkataannya mengenai kejahatan perang.
Biden menyebut Rusia membombardir rumah sakit dan menyandera dokter.
“Dia (Vladimir Putin) adalah seorang penjahat perang,” kata Biden saat diwawancara wartawan, Rabu (16/3).
Baca Juga: Senat AS Siap Selidiki Dugaan Kejahatan Perang Vladimir Putin di Ukraina
Pernyataan Biden tersebut diucapkan sehari setelah resolusi Senat AS dan pada hari yang sama dengan janji Washington meningkatkan bantuan ke Ukraina.
Sebelumnya, Selasa (15/3), Senat AS dilaporkan menyepakati resolusi tentang penyelidikan kejahatan perang rezim Vladimir Putin di Ukraina.
Resolusi tersebut tidak berkekuatan hukum, melainkan diterbitkan sebagai dukungan politis terhadap Gedung Putih yang bersikap tegas menentang invasi Rusia.
Pada hari yang sama, Biden berjanji meningkatkan bantuan militer ke Ukraina hingga 800 juta dolar AS.
Totalnya, bantuan militer Washington ke Kiev selama masa jabatan Biden menjadi 2 miliar dolar AS.
Menurut Biden, paket bantuan baru ini termasuk pengiriman 800 sitem pertahanan udara portabel (MANPADS) Stinger, 100 peluncur granat, dan 20 juta amunisi senpan, peluncur granat, serta mortir.
Biden juga menyebut AS akan mengirimkan drone untuk Ukraina, tetapi tidak menjabarkan berapa jumlah unit yang dikirimkan.
“Kami akan memberi Ukraina senjata untuk berjuang dan mempertahankan diri melalui hari-hari sulit yang akan datang,” kata Biden.
Baca Juga: Rusia Sebut Ukraina Usul Jadi Negara Demiliterisasi Netral seperti Swedia, Punya Tentara Sendiri
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.