Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Balas Sanksi Barat, Putin Siap Teken UU Sita 700 Pesawat Sewaan yang Ada di Rusia

Kompas.tv - 15 Maret 2022, 14:47 WIB
balas-sanksi-barat-putin-siap-teken-uu-sita-700-pesawat-sewaan-yang-ada-di-rusia
Pesawat penumpang milik maskapai Rusia, termasuk Aeroflot dan Rossiya, diparkir di Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskwa, Rusia, Selasa (1/3/2022). (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

NEW YORK, KOMPAS.TV - Rusia akan menerbitkan undang-undang (UU) yang memungkinkan maskapai penerbangan Rusia menggunakan ratusan pesawat buatan Barat yang disewa dari perusahaan internasional.

Mengutip Bloomberg, Selasa (15/3/2022), pesawat-pesawat tersebut nantinya akan digunakan di rute domestik Rusia. Hal itu dilakukan sebagai aksi balasan sanksi Barat terhadap Rusia. 

Presiden Vladimir Putin akan segera meneken UU tersebut, karena Bermuda Island sudah mencabut sertifikat kelaikan udara lebih dari 700 pesawat sewaan di Rusia. Pencabutan itu berlaku mulai Sabtu (12/3/2022) kemarin.

Pemerintah Rusia sudah menemui pihak lessor yang menyewakan pesawat sejak negeri Beruang Merah itu menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu. Sementara, Uni Eropa mendesak para lessor untuk membatalkan kontrak mereka dengan maskapai Rusia pada 28 Maret.

Baca Juga: Rusia Terancam Gagal Bayar Utang 117 Juta Dollar AS, Sulit Cari Pinjaman ke Negara Lain

Jika kontrak diakhiri, berarti ratusan pesawat itu harus dikembalikan ke pemiliknya. Padahal, moda transportasi udara sangat dibutuhkan oleh masyarakat Rusia.

Proses pengembalian itu pun akhirnya dipersulit oleh otoritas dan maskapai penerbangan Rusia. Mereka menerapkan kebijakan penutupan wilayah udara dan larangan sebagian besar penerbangan internasional.

Eropa dan AS juga menjatuhkan sanksi yang membuat maskapai Rusia tidak bisa melanjutkan kontrak dengan Boeing dan Airbus. Kedua perusahaan itu merupakan pemasok terbesar pesawat yang disewa maskapai Rusia.

Dengan diputusnya kontrak, 2 perusahaan itu juga tidak bisa memberikan dukungan dalam bentuk pemeliharaan, suku cadang, atau pembaruan untuk mesin pesawat yang masih berada di Rusia.

Baca Juga: Miliarder Rusia Khawatir Krisis Pangan Dunia Terjadi jika Perang dengan Ukraina Berlanjut

Kondisi itulah yang membuat ratusan pesawat di Rusia dicabut sertifikat layak terbangnya, karena berisiko bagi penumpang dan staf maskapai.

Namun karena operasional penerbangan domestik Rusia harus tetap berjalan, maskapai disana dikhawatirkan melakukan tindakan lain. Yaitu membeli pasokan yang tidak bersertifikat dari China atau "mengkanibal" suku cadang dari pesawat di darat, termasuk dari pesawat jet yang disewa di wilayahnya.

Menurut konsultan penerbangan Ishka, total nilai ratusan pesawat sewaan yang kini 'terdampar' di Rusia mencapai hingga 10 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp143 triliun.

 




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x