JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak sembilan warga negara Indonesia (WNI) masih terjebak di kota Chernihiv, Ukraina yang kini menjadi medan tempur. Per Minggu (13/3/2022), Kementerian Luar Negeri RI menyebut evakuasi belum bisa dilakukan.
Alasannya, serangan Rusia masih gencar berlangsung ke kota Chernihiv. Pertempuran pun merusak infrastruktur dan mengganggu layanan umum.
Kota Chernihiv dikepung Rusia sejak awal invasi pada 24 Februari 2022 lalu. Pada Minggu (13/3) pagi, menurut laporan Kyiv Independent, serangan ke Chernihiv kembali terjadi dan sirene peringatan serangan udara berbunyi di kota itu.
“Pertempuran masih terjadi di Chernihiv. Serangan tersebut sempat mengganggu layanan umum seperti air, listrik, gas, dan jaringan komunikasi. Namun hal tersebut sudah bisa diperbaiki kembali,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha kepada Kompas TV, Minggu (13/3).
Menurut keterangan Judha, serangan Rusia ke Chernihiv sempat memutus jaringan komunikasi. Kini, komunikasi antara Kemlu dan sembilan WNI tersebut sudah terhubung kembali.
Baca Juga: 9 WNI Terjebak di Chernihiv Ukraina, Keluarga Korban Menunggu Proses Evakuasi dari Kemenlu
Judha menjamin sembilan WNI di Chernihiv dalam kondisi “aman dan sehat”. Mereka disebut tengah berlindung di safe house.
Judha menjelaskan, safe house yang dimaksud adalah bunker di pabrik plastik tempat mereka bekerja.
Logistik bagi sembilan WNI tersebut pun dinyatakan masih cukup. Juga, fasilitas listrik, air, dan gas disebut sudah beroperasi kembali di Chernihiv.
Pertempuran di Chernihiv membuat Kemlu belum bisa mengevakuasi sembilan WNI dari Chernihiv. Judha menyatakan, KBRI Kyiv dan Tim Perlindungan WNI Kemlu terus berupaya melakukan evakuasi.
“Beberapa kali upaya evakuasi harus ditunda karena situasi pertempuran di jalur evakuasi. Kedua pihak yang berperang perlu membentuk humanitarian corridor (koridor kemanusiaan) yang benar-benar dipatuhi dan efektif di lapangan,” kata Judha.
Rusia dan Ukraina sendiri telah menyepakati sejumlah koridor evakuasi di sejumlah kota. Namun, Kyiv menuding Moskow melanggar gencatan senjata sementara, menembaki jalur evakuasi yang dilalui sipil.
Pada Sabtu (12/3) lalu, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk hanya sembilan dari 14 koridor evakuasi yang disepakati, dibuka pada hari itu.
Sebagaimana diberitakan Kompas TV, Selasa (8/3) lalu, kesembilan WNI di Chernihiv diketahui berasal dari Binjai, Sumatera Utara. Mereka telah merilis video yang meminta pemerintah melakukan evakuasi karena Chernihiv sudah “darurat”.
Baca Juga: Sempat Bertahan di Bunker Hotel, Seorang WNI di Ukraina Berhasil Pulang ke Tanah Air
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.