KOMPAS.TV - Musik Indonesia berkembang pesat sejak zaman kolonial, lagu rilisan fisik kaset hingga MP3 sempat digandrungi oleh masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, semua ditinggalkan dan beralih ke streaming.
Baca Juga: 70 Tahun Perjalanan Karier Titiek Puspa, Sempat Ditunjuk Langsung Bung Karno Nyanyi di Istana
Perkembangan musik di indonesia dari masa-masa mempengaruhi musik Indonesia saat ini.
Berawal dari zaman kolonial, sejumlah opera terbentuk seperti Miss Riboet, Dardanella, dan Union kala itu.
Opera Miss Riboet dipimpin oleh seorang Tionghoa Tio Tik Djien, Djien memiliki koneksi luas dari kalangan wartawan, penulis, hingga sutradara.
Tak heran jika jaringan yang dimilikinya membuat operanya tersohor kala itu.
Ada juga seorang Tionghoa lain, mendirikan perusahaan rekaman Tio Tek Hong. Label ini mencetak cakram padat dengan lagu-lagi berima keroncong, gambus, kasidahan, dan musik melayu.
Kemerdekaan Indonesia 1945 membawa warna musik tersendiri. Jenis musik keroncong, irama melayu, kasidahan tumbuh subur pada pasa pemerintahan Presiden Soekarno.
Salah satu sosok yang berpengaruh adalah Soejoso Karsono atau yang akrab disapa Mas Yos.
Ia merupakan perwira angkatan udara kala itu, menderikan perusahaan rekaman Irama Record yang terkenal pada era 1960-an.
Pemerintahan Soekarno mengeluarkan larangan terharap lagu berbahasa asing melalui manifesto politik Indonesia yang ditetapkan sebagai garis besar haluan negara untuk menentang impersialisme dan kolonialisme.
Salah satu penyanyi senior, Titiek Puspa menjelaskan alasan Bung Karno melarang lagu berbahasa asing kala itu.
Pemerhati musik, Frans Sartono menjesakan pelarangan musik dengan bahasa asing ini justru membuat para seniman bergerilya dalam berkarir. Pada era ini lagu-lagu daerah menjadi lebih populer.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.