KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Malaysia segera bertransisi dari masa pandemi menuju fase endemi Covid-19 pada 1 April 2022 mendatang.
Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengonfirmasi rencana tersebut, Selasa (8/3/2022) kemarin.
Ismail mengungkapkan, keputusan ini diambil setelah Kementerian Kesehatan mempertimbangkan dampak dan risiko perubahan fase itu. Salah satunya adalah tingkat vaksinasi yang tinggi di Malaysia.
“Saya ingin mengumumkan bahwa Malaysia akan memasuki fase transisi ke endemisitas mulai 1 April,” jelas Ismail Sabri dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/3/2022).
“Ini juga merupakan tahap sementara sebelum negara benar-benar masuk ke fase endemi, yang tunduk pada pengumuman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” lanjutnya.
Baca Juga: Malaysia Bakal Buka Perbatasan, Pemerintah Pontianak Sambut Positif
Fase endemi yang akan diterapkan di Malaysia ini merupakan strategi yang memungkinkan negara tersebut menuju hidup normal setelah dihantam pandemi Covid-19.
Meski demikian, orang-orang masih perlu menggunakan masker di tempat umum dalam fase endemi mendatang.
Untuk memasuki tempat publik, masyarakat juga disyaratkan menggunakan aplikasi MySejahtera untuk melakukan check-in.
Ismail melanjutkan, aplikasi tak berlaku ketika seseorang memasuki tempat yang terbuka dan tak ramai.
“Kegiatan shalat berjemaah di masjid, surau, dan rumah ibadah lainnya juga bisa dilakukan tanpa physical distancing,” ujarnya.
Perjalanan antarnegara bagian juga akan diizinkan terlepas dari status vaksinasi yang dimiliki seseorang. Juga tak ada batasan kapasitas di tempat kerja.
Baca Juga: Persiapan Transisi Menuju Endemi, Indonesia Masih di Tahap Pengendalian Pandemi
Selain itu sejumlah pembatasan terkait jam operasional bisnis juga tak lagi dibatasi.
“Ini berarti Anda semua bisa makan setelah tengah malam, terutama dengan Ramadan yang akan segera datang. Kita bisa sahur di luar,” kata Ismail.
“Tidak akan ada lagi batas kapasitas 50 persen. Namun, penyelenggara didorong untuk terus memberlakukan aturan physical distancing,” lanjutnya.
Ismail mengungkapkan, sebanyak 98,7 persen populasi dewasa telah mendapatkan vaksinasi lengkap dan 4 persen telah menerima vaksin booster.
Meski ada lonjakan kasus Covid-19 akibat gelombang Omicron, Ismail mengatakan, presentase infeksi beratnya rendah hanya 0,7 persen saja.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.