MARIUPOL, KOMPAS.TV - Kota Mariupol di pesisir Laut Azov, Ukraina membuat kuburan massal untuk memakamkan korban perang di tengah blokade Rusia. Gencarnya bombardir Rusia membuat pemakaman individual tidak bisa dilakukan di kota ini.
Pada Rabu (9/3/2022), petugas lanjut mengisi parit dalam sepanjang 25 meter yang digali di kuburan tua di jantung kota Mariupol. Sekitar 30 jasad yang diambil dari kamar mayat atau rumah-rumah yang hancur dimakamkan pada hari ini.
Tadinya, otoritas Mariupol ingin menunggu situasi lebih tenang untuk menggelar upacara pemakaman secara individual. Namun, kamar mayat semakin penuh, mayat-mayat semakin banyak terlantar di bangunan atau jalanan. Otoritas pun tak bisa menunggu lebih lama.
Menurut pantauan Associated Press, Rabu (9/3), mayat-mayat dibawa ke kuburan dengan dibungkus plastik atau karpet.
Baca Juga: Dikepung Rusia, Warga Mariupol Kekurangan Air Bersih, Terpaksa Tampung Salju Cair
Pada Selasa (8/3) lalu, empat puluh jasad sudah dimakamkan. Jumlah mayat terus bertambah sehingga tidak diketahui sudah berapa jasad yang bersemayam di kuburan panjang ini.
Pemakaman dilakukan dengan sederhana. Setelah menempatkan mayat, petugas membuat tanda salib lalu segera menguruk.
Tidak ada kerabat atau keluarga yang datang. Tidak ada pelayat.
Pemakaman diupayakan seefisien dan secepat mungkin. Pasalnya, roket Rusia mengintai setiap waktu.
Pada Selasa (8/3) lalu, peluru artileri Rusia meledak di kompleks kuburan tua itu. Ledakan merusak dinding kuburan dan membuat pemakaman terpaksa dijeda.
Otoritas Mariupol berencana menutup kuburan panjang itu pada Kamis (10/3), jika jeda bombardir Rusia memberi pekerja cukup waktu.
Pada Rabu (9/3), ketika penguburan berlangsung, seorang perempuan mendatangi petugas dan bertanya apakah ibunya dikubur di sana. Kata dia, mayat ibunya ditinggalkan di luar kamar mayat tiga hari lalu dengan secarik kertas bertuliskan namanya.
Petugas bilang bahwa ibu perempuan itu dikuburkan di sana.
Baca Juga: Situasi Terkini Ukraina, Kota Sumy Hancur Akibat Serangan Militer Rusia
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.