LVIV, KOMPAS.TV - Otoritas Ukraina menyebut jaringan listrik di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) nonaktif Chernobyl mati per Rabu (9/3/2022). PLTN itu kini menggunakan generator darurat untuk menjaga berlangsungnya sistem.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, badan komunikasi Ukraina menyatakan bahwa mati listrik ini dapat mengancam sistem pendingin material nuklir yang mencegah substansi radioaktif bocor.
Penyebab putusnya jaringan listrik di PLTN Chernobyl belum diketahui hingga berita ini diturunkan.
Baca Juga: Usai Rebut Chernobyl dan Zaporizhzhia, Zelensky Sebut Rusia Incar PLTN ke-3 di Ukraina
Sebagaimana dilaporkan Kyiv Independent, BUMN pengelola PLTN di Ukraina, Energoatom menyebut jika sistem pendingin tidak bekerja hingga material nuklir memanas, substansi radioaktif bisa bocor.
Perusahaan operator sistem transmisi listrik di PLTN Chernobyl, Ukrenergo menyebut generator darurat yang kini menyangga kebutuhan fasilitas hanya memiliki bahan bakar untuk 48 jam.
Menurut Ukrenergo, tanpa listrik, “parameter keamanan nuklir dan radiasi” tidak bisa dikontrol.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta gencatan senjata untuk memperbaiki jaringan listrik di PLTN Chernobyl terlebih dulu.
Tentara Rusia dilaporkan menguasai PLTN Chernobyl sejak hari-hari pertama invasi. Kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Ukraina menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak memegang kendali atas Chernobyl.
Akan tetapi, pernyataan bertentangan diucapkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Ia menyebut PLTN Chernobyl kini dijaga bersama oleh masing-masing pihak.
“Sekarang, kontrol situasi di PLTN Chernobyl dilakukan secara bersama oleh tentara Rusia, spesialis Ukraina, personel sipil PLTN, dan Garda Nasional negara itu (Ukraina),” kata Zakharova dikutip TASS, Rabu (9/3).
Baca Juga: Situasi Terkini Ukraina, Kota Sumy Hancur Akibat Serangan Militer Rusia
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.