JAKARTA, KOMPAS.TV - KH Miftachul Akhyar punya alasan tersendiri ketika mengumumkan dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Salah satunya ingin fokus dengan amanah Rais Aam PBNU.
Padahal banyak pihak yang meminta dirinya untuk tetap merangkap jabatan, jadi ketum MUI sekaligus jadi pimpinan tertinggi ulama di NU.
Apalagi, dalam sejarahnya, beberapa nama ulama juga mengemban amanah dobel tersebut, menjadi Rais Aam PBNU sekaligus ketum MUI.
Contohnya adalah Wapres Ma'ruf Amin yang pernah jadi Rais PBNU dan ketum MUI sebelum dipilih jadi Wapres Jokowi. Dan nama sebelummya ada ulama kharimastik Almagfurlah KH Sahal Mahfudz yang menjadi Rais Aam PBNU sekaligus ketum MUI dari tahun 2001-2004.
Dengan kelakar, KH Miftachul Akhyar juga menyebut soal Bid’ah dalam organisasi ketika mendapatkan dua amanah sekaligus, yakni jadi pemimpin organisasi umat Islam tersebut.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," ujarnya dalam pertemuan Syuriah PBNU di Parung, Bogor, Rabu (9/3/2022).
Saat ini, Kiai Miftah menambahkan, dirinya merasa 'bid'ah' itu sudah tidak ada lagi. Lantaran, beliau sudah melepaskan tanggung jawabnya dualisme kepemimpinan dan fokus hanya satu saja.
Baca Juga: Resmi! KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum MUI
KH Miftachul Akhyar ya berkomitmen untuk merealisasikan janji di hadapan Majelis ahlul halli wal aqdi untuk fokus mengemban amanah jabatan tertinggi sebagai ulama di NU.
Beliau terpillih oleh para ulama NU yang tergabung dalam Ahlul Hal Wal Aqdi, Sembilan ulama terpilih sebagai dewan tertinggi di NU untuk memilih ulama pemimpin di NU.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.