DETROIT, KOMPAS.TV — McDonald's mengumumkan pada Selasa (8/3/2022), mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina.
Hal ini menjadi sebuah langkah yang sangat simbolis untuk penyedia makanan cepat saji Amerika Serikat (AS) yang masuk untuk pertama kalinya ke negara bekas Uni Soviet itu pada tiga dekade lalu.
Melansir Associated Press, Rabu (9/3/2022), raksasa burger itu mengatakan akan terus membayar 62.000 karyawannya di Rusia yang telah mencurahkan hati dan jiwa mereka ke dalam merek McDonald's.
Namun dalam sebuah surat terbuka kepada karyawan, Presiden dan CEO McDonald's Chris Kempckinski mengatakan menutup toko-toko itu untuk saat ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.
“Nilai-nilai kita maknanya adalah, kita tidak bisa mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina,” kata Kempczinski.
Kempczinski mengatakan belum memungkinkan untuk mengetahui kapan McDonald's akan dapat membuka kembali restoran mereka di seluruh Rusia.
“Situasinya sangat menantang untuk merek global seperti milik kita, dan ada banyak pertimbangan,” tulis Kempczinski dalam surat itu.
McDonald's bekerja dengan ratusan pemasok Rusia, misalnya, dan melayani jutaan pelanggan setiap hari. McDonald's juga menutup sementara 108 restoran di Ukraina namun terus membayar karyawan disana.
Baca Juga: Shell Hengkang dari Rusia, Hentikan Impor Minyak dan Gas serta Setop Operasi
McDonald's bisa mendapat pukulan finansial besar karena penutupan. Dalam laporan keuangan mereka baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Chicago itu mengatakan restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang 9 persen dari pendapatan tahunannya, atau sekitar US$2 miliar tahun lalu.
Tidak seperti merek makanan cepat saji besar lainnya di Rusia yang dimiliki oleh pewaralaba, termasuk KFC, Pizza Hut, Starbucks, dan Burger King, McDonald's memiliki 84 persen lokasi mereka di Rusia.
Yum Brands, perusahaan induk dari KFC dan Pizza Hut, mengatakan pada Senin (7/3), mereka menyumbangkan semua keuntungan dari 1.050 restorannya di Rusia untuk upaya kemanusiaan. Selain itu, mereka juga menangguhkan pengembangan restoran baru di negara ini.
Burger King mengatakan mereka mengalihkan keuntungan dari 800 restoran mereka di Rusia untuk upaya bantuan, dan menyumbangkan US$ 2 juta dalam bentuk voucher makanan untuk pengungsi Ukraina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.