BREST, KOMPAS.TV - Perundingan putaran ketiga antara delegasi Rusia dan Ukraina telah dimulai di wilayah Brest, Belarusia, seperti diumumkan Kedubes Rusia di Belarusia, dilansir RIA Novosti, Senin (7/3/2022).
Komposisi delegasi Rusia tidak berubah, dipimpin oleh pembantu dekat Presiden Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, Wakil Menlu Andrei Rudenko, Wakil Menhan Alexander Fomin, Dubes Rusia untuk Belarusia Boris Gryzlov dan kepala Komite Duma untuk Urusan Internasional Leonid Slutsky.
Di pihak Ukraina, hadir penasihat Presiden Vladimir Zelensky, Mikhail Podolyak, kepala faksi partai Hamba Rakyat yang berkuasa di parlemen David Arakhamia, Menhan Oleksiy Reznikov, dan beberapa politisi.
Delegasi Ukraina tiba dengan dua helikopter, mereka mendarat di lokasi yang tidak jauh dari tempat negosiasi akan berlangsung.
Dilaporkan putaran ketiga negosiasi dijadwalkan dimulai pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 19.00 waktu Indonesia, namun mundur satu setengah jam dan baru dimulai pukul 21.30 WIB.
Dua putaran pertama perundingan dilaksanakan di wilayah Belarusia pada 28 Februari dan 3 Maret. Selama putaran kedua, para pihak mencapai kesepahaman tentang pembuatan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil serta pengiriman makanan dan obat-obatan.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Sepakati Koridor Evakuasi Kemanusiaan, Perundingan Putaran Ketiga Segera Dilakukan
Juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov, Senin, mengungkapkan bahwa Rusia akan menghentikan penyerangan dalam sekejap begitu Ukraina menyetujui tuntutan dan persyaratan Moskow.
Wawancara tersebut keluar sekitar dua jam sebelum putaran ketiga pembicaraan antara Rusia dan Ukraina dimulai.
"Mereka (Ukraina) sudah diberi tahu semua ini bisa berhenti pada satu saat," kata Peskov seperti dikutip RIA Novosti.
Menurut juru bicara Kremlin itu, tuntutan Rusia sederhana, Ukraina harus mengamandemen Konstitusi dan melepaskan klaim dan keinginan untuk bergabung dengan "blok mana pun," merujuk pada NATO.
Selain itu, menurut Peskov, Ukraina harus mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, serta Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk sebagai negara merdeka.
"Kami sebenarnya sedang menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya... Mereka (Ukraina) harus menghentikan permusuhan," tegasnya.
Rusia mulai melancarkan operasi militer di Ukraina pada 24 Februari.
Sumber : Kompas TV/RIA Novosti
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.