BEIJING, KOMPAS.TV — Menlu China Wang Yi mengatakan kepada Menlu Amerika Serikat Antony Blinken bahwa China menentang setiap langkah yang akan bikin konflik di Ukraina makin parah.
Selain itu, China meminta agar AS dan Eropa juga memperhatikan dampak negatif dari ekspansi NATO ke arah timur terhadap keamanan Rusia seperti dilaporkan Associated Press, Minggu (6/3/2022)
Blinken mengatakan, dunia sedang mengawasi untuk melihat negara mana yang membela prinsip-prinsip kebebasan dan kedaulatan.
Keduanya berbicara melalui telepon pada Sabtu, kata Kementerian Luar Negeri China.
Wang mendesak dilakukannya perundingan secepatnya untuk menyelesaikan krisis, serta pembicaraan untuk menciptakan mekanisme keamanan Eropa yang seimbang.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Blinken menggarisbawahi dunia bertindak serempak dalam menanggapi agresi Rusia dan memastikan Moskow akan membayar mahal atas tindakannya.
China mengambil kebijakan yang tidak sejalan dengan AS, Eropa, dan negara lainnya yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
China mengatakan, kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati, tetapi sanksi itu menciptakan masalah baru dan mengganggu proses penyelesaian politik.
Baca Juga: China Bantah Minta Rusia Tunda Invasi Ukraina hingga Olimpiade Beijing Usai
Pemerintah Presiden Xi Jinping sejauh ini mencoba menjauhkan diri dari isu serangan Rusia ke Ukraina dan menghindar dari mengkritik Moskow, menawarkan untuk bertindak sebagai mediator, serta mengecam sanksi perdagangan dan keuangan terhadap Rusia.
Kendali partai yang berkuasa atas semua media China dan sensor internet yang intensif membuat sulit untuk mengukur opini publik.
Namun, dari apa yang diizinkan partai untuk tampil secara online memperlihatkan isu-isu apa yang diinginkan China menjadi pemikiran dan perbincangan publik.
Outlet media diberitahu pekan lalu untuk hanya memposting konten pro-Rusia dan menyensor pandangan anti-Rusia atau pro-Barat, menurut salinan instruksi yang diposting di akun media sosial surat kabar Beijing News. Postingan itu kemudian dihapus.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.