KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim pasukan Ukraina telah menewaskan 10.000 tentara Rusia sejak awal invasi pada 24 Februari hingga Sabtu (5/3/2022).
“Kami menerakan kerugian kepada para penjajah yang tidak akan mereka lihat bahkan di mimpi terburuk mereka,” kata Zelensky dikutip Associated Press.
Klaim bahwa 10.000 tentara Rusia tewas di Ukraina tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Di lain sisi, Rusia urung memperbarui data jumlah korban mereka di Ukraina. Pada 2 Maret lalu, Moskow menyebut jumlah tentara mereka yang tewas hampir 500 orang.
“Ini mengerikan. Anak 18, 20 tahun… tentara yang bahkan tidak dijelaskan apa alasan mereka bertarung di sini,” kata Zelensky.
Baca Juga: Pelarian Belarusia di Ukraina Ikut Angkat Senjata, Ajak Rakyat Belarusia Lawan Putin dan Lukashenko
Selain itu, Zelensky mengklaim Ukraina menghalau tentara Rusia dari kota-kota penting di tenggara dan tengah Ukraina, seperti Kharkiv, Nikolaev, Chernihiv, dan Sumy.
Klaim Zelensky itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba. Ia menyebut Rusia telah kehilangan lebih dari 10.000 tentara di Ukraina.
Kuleba juga menyebut Rusia kehilangan puluhan pesawat dan ratusan kendaraan lapis baja.
“Rusia terus menderita kerugian besar di lapangan, dan saya tidak mengerti bagaiman para ibu, istri, dan putri dari para tentara Rusia ini akan menanggung rasa sakitnya, melihat bagaimana Presiden Putin terus mengirim orang-orang tersayang mereka ke Ukraina,” kata Kuleba.
“Ukraina berdarah, tetapi Ukraina tidaklah jatuh dan masih berdiri tegak,” lanjutnya.
Baca Juga: Rusia Disebut Kesulitan Hadapi Perlawanan Ukraina, Putin: Tentara Kami Pasti Berhasil
Ini klaim kedua Ukraina mengenai korban tewas dari pihak Rusia. Berselang lima hari setelah invasi, Ukraina mengklaim menewaskan 9.000 tentara Rusia.
Namun media pemerintah Rusia, RIA, membantah mengenai sembilan ribuan orang tentara Rusia tewas. Dalam laporan pertangahan pekan lalu, jumlah tentara Rusia yang tewas tak sampai 500 orang selama invasi.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.