Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Zelensky Tiga Kali Jadi Target Pembunuhan Sejak Rusia Serang Ukraina, Bisa Selamat Berkat Hal Ini

Kompas.tv - 4 Maret 2022, 11:36 WIB
zelensky-tiga-kali-jadi-target-pembunuhan-sejak-rusia-serang-ukraina-bisa-selamat-berkat-hal-ini
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan tiga kali jadi sasaran pembunuhan selama penyerangan Rusia ke Ukraina. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dilaporkan tiga kali menjadi target pembunuhan sejak Rusia menyerang Ukraina pekan lalu.

Zelensky sebelumnya dilaporkan telah berhasil menghindari upaya pembunuhan itu.

Seperti dilaporkan Times of London, Zelensky berhasil selamat setelah orang-orang Rusia yang menentang perang memberi informasi intelijen tentang serangan yang direncanakan kepada pejabat pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Diserang Tentara Rusia, Kebakaran PLTN Ukraina Kian Besar dan Bisa Jadi Lebih Parah dari Chernobyl

“Saya bisa katakan bahwa kami menerima informasi dari (Layanan Keamanan Federal Rusia), yang tak mau ambil bagian dari perang berdarah ini,” bunyi pernyataan Menteri Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina dikutip dari Fox News.

Laporan dari Times of London itu mengungkapkan bahwa Kelompok Wagner, pasukan paramiliter yang didukung Rusia, di belakang dua upaya pembunuhan tersebut.

Rusia pun diyakini bakal menyangkal keterlibatannya jika kelompok itu berhasil membunuh Zelensky.

“Mereka akan masuk ke sana dengan misi yang sangat terkenal, sesuatu yang ingin disangkal oleh Rusia. Pemenggalan kepala negara adalah misi besar,” ujar sumber diplomatik dalam laporan itu.

Uni Eropa sendiri didukung oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken telah memberikan sanksi kepada kelompok Wagner dan rekan-rekannya pada Desember lalu, atas pelanggaran hak asasi manusia serius.

Baca Juga: Zelensky Ajak Putin Bertemu Langsung: Ayolah, Saya Tak Menggigit

Hal itu termasuk penyiksaan dan di luar proses hukum, eksekusi dan pembunuhan secara singkat atau sewenang-wenang, dan aktivitas destabilisasi di sejumlah negara termasuk Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah, dan Donbas Ukraina.

Mantan pejabat intelijen AS berspekulasi bahwa tentara bayaran ini kemungkinan telah beroperasi di Kiev selama berbulan-bulan.

Hal itu dikarenakan Presiden Rusia Vladimir Putin membutuhkan intelijen lapangan di Ibu Kota Ukraina sebelum invasi yang direncanakan dimulai pekan lalu.




Sumber : Fox News




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x