BREST, KOMPAS.TV - Perundingan putaran kedua antara Rusia dan Ukraina di Brest, Belarus, selesai digelar Kamis, (3/3/2022) di Moskow.
Dalam perundingan tersebut, kedua pihak baru dapat menyepakati pembuatan koridor kemanusiaan, untuk mengevakuasi warga sipil dari wilayah pertempuran.
"Pembicaraan putaran kedua telah berakhir. Sayangnya, Ukraina belum mendapat hasil yang dibutuhkan. Yang ada hanya keputusan tentang organisasi koridor kemanusiaan," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter seperti dilaporkan Straits Times, Jumat (4/3).
Pembicaraan antara pejabat Rusia dan Ukraina berlangsung di perbatasan Polandia-Belarus pada hari kedelapan invasi Rusia ke Ukraina.
Negosiator Rusia menegaskan kedua belah pihak sepakat untuk menciptakan jalan evakuasi bagi warga sipil.
"Pertanyaan utama yang kami putuskan hari ini adalah masalah menyelamatkan orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata perunding utama Rusia dan mantan menteri kebudayaan, Vladimir Medinsky.
"Rusia menyerukan warga sipil yang berada dalam situasi ini, jika aksi militer berlanjut, untuk menggunakan koridor kemanusiaan ini," katanya.
Negosiator Rusia lainnya, anggota parlemen nasionalis Leonid Slutsky, mengatakan perjanjian itu akan "diimplementasikan dalam waktu dekat."
Baca Juga: Menlu Negara ASEAN Desak Gencatan Senjata Segera di Ukraina, Tawarkan Fasilitasi Perundingan Damai
Menurut Mikhail Podolyak, penasihat kepala kantor Presiden Ukraina, dalam waktu dekat Moskow dan Kiev akan mengatur saluran komunikasi khusus untuk mengatur koridor kemanusiaan di tempat-tempat di mana gencatan senjata akan diadakan.
Menurutnya, pengiriman obat-obatan dan makanan ke tempat-tempat pertempuran paling sengit juga dimungkinkan."
"Kami sepakat untuk melanjutkan pekerjaan di babak ketiga sesegera mungkin," kata Podolyak.
Ukraina mengatakan sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pekan lalu.
Moskow mengklaim tidak menargetkan wilayah sipil, meskipun ada bukti yang tersebar luas.
Putin pada Kamis kemarin juga mengatakan kemajuan Moskow di Ukraina berjalan sesuai rencana dan menuduh Kiev menggunakan warga sipil sebagai 'perisai manusia'.
Kremlin mengatakan pihaknya bertujuan untuk demiliterisasi Ukraina agar tidak akan pernah bisa menjadi ancaman militer bagi Rusia.
Selain itu, Rusia akan melibas kaum neo-Nazi di Ukraina dan membuat Ukraina menghormati seluruh warganya, termasuk minoritas, dan menempatkannya dalam konstitusi.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.