NEW YORK, KOMPAS.TV - Sebuah pesan pilu yang diduga berasal dari tentara Rusia mengungkapkan beberapa hal tentang penyerangan ke Ukraina.
Seorang tentara Rusia diduga mengirim pesan ke ibunya sebelum tewas terbunuh, bahwa dirinya ketakutan dan mengakui menyerang warga sipil Ukraina.
Pesan itu diungkapkan oleh Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya di depan 193 anggota Majelis Umum PBB, Senin (28/1/2022).
Saat itu, anggota Majelis Umum PBB tengah melakukan pertemuan luar biasa terkait resolusi yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Serang Ukraina, Komandan Militer Rusia akan Diburu Inggris untuk Kejahatan Perang
Kyslytsya mengatakan pesan teks itu diperoleh dari ponsel pintar seorang tentara Rusia yang terbunuh,
Ia pun menunjukkan kepada majelis sebuah halaman yang disebut tangkapan layar dari pesan-pesan itu, yang kemudian ia bacakan.
Percakapan itu dimulai ketika ibu sang tentara bertanya kepada putranya di mana ia berada.
Mengapa begitu lama ia tak memberikan kabar, dan apakah ia masih melakukan latihan.
Sang putra yang adalah tentara Rusia mengatakan bahwa ia tak lagi berada di Criema, tetapi sudah berada di Ukraina, berperang degan warga sipil yang katanya telah menyambut pasukan Rusia.
“Ibu, saya ada di Ukraina. Perang yang sebenarnya telah berkecamuk. Saya takut. Kami mengebom semua kota bersamaan, bahkan menargetkan warga sipil,” tulisnya seperti dikutip dari The Times of Israel.
“Kami diberitahu bahwa mereka akan menyambut kami, dan mereka berjatuhan di belakang kendaraan lapis baja kami, mereka melemparkan diri ke bawah ban dan tak membiarkan kami lewat. Mereka memanggil kami fasis. Ibu ini begitu berat” tambahnya.
Kyslytsya pun mengungkapkan tak lama kemudian tentara Rusia itu tewas.
Baca Juga: Kepala Vladimir Putin Dihargai Rp14 Miliar oleh Pengusaha Rusia, Menyebutnya Kewajiban Moral
“Bayangkan saja besarnya tragedi tersebut,” tambahnya.
Saat ini setidaknya ada 38 negara yang akan melaporkan Rusia ke Pengadilan Kriminal Internasional karena kejahatan perang di Ukraina.
Hal itu berkaitan dengan laporan semakin banyaknya warga sipil yang menjadi korban.
Padahal Rusia sebelumnya sempat mengungkapkan tak akan melakukan penyerangan terhadap warga sipil serta fasilitas umum di Ukraina.
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.