MOSKOW, KOMPAS.TV - Moskow dan Kiev dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan damai putaran kedua pada Rabu (2/3/2022) ini.
Pembicaraan putaran kedua ini dijadwalkan setelah pada Senin (28/2) lalu diadakan pembicaraan awal di perbatasan dengan Belarus. Namun sayangnya, dalam perudingan pertama yang berlangsung selama lima jam, tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang tercapai.
Menjelang pembicaraan putaran kedua ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta diadakannya gencatan sejata terlebih dahulu, sebelum diadakan pembicaraan.
Baca Juga: Kritisi Kremlin, Stasiun Radio Rusia Dihentikan Penyiarannya
"Mengenai dialog, saya pikir ya, tetapi berhentilah membombardir orang terlebih dahulu dan mulailah bernegosiasi setelahnya," ujanya seperti dikutip dari The Associated Press, Selasa (1/3/2022).
Dia berbicara setelah pasukan Rusia meningkatkan serangan mereka di daerah perkotaan yang padat pada hari Selasa (1/3) kemarin, atau hari keenam invasi negara tersebut ke Ukraina.
Serangan Rusia semakin memasuki wilayah sipil, tidak hanya ke wilayah militer. Mereka membombardir alun-alun di kota Kharkiv, yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina. Selain itu menara TV utama di Kiev juga tak luput dari bom Rusia.
Para pejabat AS menyatakan skeptisisme mereka atas niat Rusia selama pembicaraan damai.
“Diplomasi di laras senjata, diplomasi di menara tank — itu bukan diplomasi nyata. Kami siap dan bersedia, sama seperti mitra Ukraina kami, sama seperti sekutu Eropa kami, untuk terlibat secara nyata, secara substantif, dalam diplomasi sejati untuk melihat apakah kita dapat menemukan jalan keluar dari konflik brutal yang tidak perlu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, Senin, seperti dikutip dari VOA.
Baca Juga: Akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Atlet Dua Negara Ini pun Tak Luput dari Sanksi
Di sisi lain, negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengatakan pada Senin kemarin, tujuan Rusia berdialog dengan Ukraina adalah untuk mencapai kesepakatan yang menjadi kepentingan kedua belah pihak.
Perlawanan Ukraina, ditambah dengan kegagalan logistik militer Rusia, telah memperlambat invasi Moskow ke Ukraina.
Setelah lima hari pertempuran, militer Rusia belum merebut pun satu kota besar Ukraina, meskipun pasukan darat dengan alutsistanya semakin mendekati Kiev.
"Anda harus menyerahkannya kepada Ukraina, yang telah berjuang sangat keras untuk negara mereka dan membuat dampak serta mengurangi kemampuan Putin," sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan Senin kemarin.
"Tapi mereka akan belajar. Rusia akan belajar dari ini," tambahnya.
Sumber : Associated Press/VOA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.