KIEV, KOMPAS.TV — Pasukan Rusia menembaki kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv pada Senin (28/2/2022). Serangan ini mengguncang lingkungan perumahan yang membuat sedikitnya tujuh orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka. Pemerintah kota Kharkiv memperkirakan korban masih bisa terus bertambah.
Video yang terlihat dari Kharkiv menunjukkan daerah perumahan dibombardir dan gedung apartemen diguncang oleh ledakan kuat berulang kali. Kilatan api dan gumpalan asap abu-abu terlihat mengepul dari gedung apartemen.
Seperti dikutip dari The Associated Press, rekaman yang dirilis oleh pemerintah dari Kharkiv menggambarkan air memancar dari langit-langit rumah yang berlubang. Selain itu juga terlihat proyektil yang tidak meledak di lantai rumah.
Baca Juga: Majelis Umum PBB Tekan Rusia Segera Hentikan Perang di Ukraina
“Mereka ingin melakukan serangan kilat, tetapi gagal, jadi mereka bertindak seperti ini,” kata Valentin Petrovich, 83 tahun, yang menyaksikan penembakan dari apartemennya di pusat kota.
Serangan Rusia juga semakin mendekati ibu kota Kiev. Konvoi ratusan tank dan kendaraan lain sejauh 40 mil semakin mendekati ibukota Ukraina.
Presiden Ukraina mengatakan bahwa peningkatan penembakan ditujukan untuk memaksanya membuat konsesi.
"Saya yakin Rusia sedang mencoba untuk menekan Ukraina dengan metode sederhana ini," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Senin malam dalam sebuah pidato video.
Baca Juga: Presiden Ukraina Kecam Serangan Rusia di Tengah Proses Negosiasi Belarus
Dia tidak memberikan rincian pembicaraan selama berjam-jam yang terjadi sebelumnya, tetapi mengatakan bahwa Kiev tidak siap untuk membuat konsesi, jika salah satu pihak masih ‘memukul’ pihak yang lain dengan artileri dan roket.
Di tengah kecaman internasional yang terus meningkat, Rusia semakin terisolasi dalam lima hari invasi ke Ukraina. Rusia juga menghadapi perlawanan sengit yang tak terduga dari Ukraina dan kekacauan ekonomi di dalam negeri.
Sementara itu, Ukraina bergerak untuk memperkuat hubungannya dengan Barat dengan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Langkah ini saat ini dinilai hanya simbolis, namun akan mengganggu Putin yang sejak lama telah menuduh AS berusaha menjauhkan Ukraina dari Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.