KHARKIV, KOMPAS.TV - Otoritas Ukraina menyebut serangan roket Rusia ke Kota Kharkiv, Senin (28/2/2022) menewaskan setidaknya 11 orang dan melukai puluhan lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Administrasi Regional Kharkiv, Oleg Synegubov.
“Ini (serangan roket) terjadi ketika siang hari, ketika orang-orang keluar ke apotek, toko, atau mencari air minum. Ini kriminal,” kata Synegubov dikutip Al Jazeera.
Jumlah tepat korban tewas dan luka-luka akibat serangan bertubi-tubi pada Senin (28/2) belum bisa dikonfirmasi.
Sebelumnya, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Herashchenko telah mengumumkan puluhan orang terluka akibat serangan roket Rusia ke Kharkiv.
Baca Juga: Kota Chernihiv dan Kharkiv Ukraina Jadi Medan Tempur, Kemlu Sebut ada 13 WNI yang Masih Bertahan
Kharkiv sendiri menjadi medan tempur antara pasukan Rusia dan Ukraina sejak awal invasi pada 24 Februari lalu. Perlawanan sengit membuat tentara Rusia tak kunjung bisa merebut Kharkiv.
Sebelumnya, Associated Press melaporkan setidaknya 44 orang terluka dalam gempuran Rusia ke Kharkiv. Tujuh di antara korban luka meninggal dunia.
Belum diketahui apakah korban akibat gempuran roket Rusia semuanya warga sipil atau bukan.
Otoritas Ukraina sendiri mengumumkan jumlah korban masih bisa bertambah karena serangan Rusia menggempur bangunan permukiman.
Pada Senin (28/2), beredar rekaman video serangan roket bertubi-tubi Rusia ke Kharkiv di media sosial Ukraina.
This is what they are doing now to Kharkiv - a city that they totally believed was part of the "Russian world". What will they do to the OTHERS?? pic.twitter.com/PXKVVG5snq
— Christo Grozev (@christogrozev) February 28, 2022
Serangan ini terjadi pada hari yang sama ketika delegasi Ukraina telah bertolak ke Gomel, Belarusia untuk berunding dengan Rusia. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai hasil perundingan.
Sejak awal invasi, Rusia selalu membantah pihaknya menargetkan bangunan sipil. Namun, bukti-bukti dan rekaman video yang beredar menunjukkan gedung tempat tinggal ikut digempur serangan jarak jauh Rusia.
Baca Juga: Presiden Ukraina Bebaskan Napi Dengan Kemampuan Tempur Untuk Lawan Invasi Rusia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.