Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Nilai Tukar Rubel Rusia Terhadap Dollar AS Jatuh ke Level Terendah

Kompas.tv - 28 Februari 2022, 10:42 WIB
nilai-tukar-rubel-rusia-terhadap-dollar-as-jatuh-ke-level-terendah
Seorang vendor menghitung uang kertas rubel Rusia di sebuah pasar di Omsk, Rusia 18 Februari 2022. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

SINGAPURA, KOMPAS.TV- Jika harga minyak dunia naik ke level tertinggi, mata uang rubel Rusia jatuh ke rekor terendah terhadap dollar AS, pada perdagangan Senin (28/2/2022) pagi. Hal itu terjadi setelah Rusia dijatuhi sederet sanksi oleh negara-negara Barat, kemudian Putin memerintahkan nuklir Rusia dalam siaga tinggi.

Nilai tukar dollar AS terhadap rubel kian perkasa, naik 41,50 persen di perdagangan Asia. Kini, 1 dollar AS sama dengan 119 rubel. Selama Februari, nilai tukar dollar AS sudah naik 53,77 persen versus rubel.

Mengutip dari Antara, Senin (28/2/2022), Bank Sentral Rusia juga mati-matian menahan dampak sanksi terhadap sektor keuangan Rusia. Lantaran bank-bank besar Rusia sudah diblokir dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Baca Juga: Putin Perintahkan Nuklir Rusia Siaga, Harga Minyak Kembali Melonjak

Langkah yang dilakukan Bank Sentral Rusia diantaranya adalah melanjutkan pembelian emas di pasar domestik, meluncurkan lelang buyback emas tanpa batas dan mengurangi pembatasan posisi mata uang asing terbuka bank.

"Runtuhnya rubel tampaknya tak terhindarkan pada Senin pagi dan ada peningkatan risiko default utang Rusia sebagai hasil dari perkembangan akhir pekan," kata Kepala Strategi Valas di National Australia Bank Ray Attrill.

Analis juga mengimbau kepada investor memiliki rubel untuk menjualnya.

Baca Juga: Sejumlah Negara Eropa Tutup Wilayah Udaranya Untuk Rusia

"Untuk rubel sementara Anda mungkin melihatnya harus menjual sedikit, saya benar-benar ragu Anda akan melihat orang memasang taruhan baru untuk menjual rubel pada level ini - jadi Anda mungkin melihatnya melemah, tetapi saya tidak berpikir Anda akan melihat orang-orang bertransaksi sebanyak itu," jelas Kepala Strategi Valas Global UBP  Peter Kinsella.

"Ada kekurangan likuiditas secara umum, dan di mana Anda melihat likuiditas itu adalah satu sisi, condong ke penjual rubel. Ini akan rumit, saya bisa melihat rubel melemah cukup parah - tapi hanya karena melemah bukan berarti transaksinya akan berat." 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x