JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Hubungan Internasional Suzie Sudarman menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan tak akan cukup menghentikan Rusia.
Suzie mengungkapkan, China diyakini bakal membantu Rusia untuk menghindari sanksi yang dijatuhkan kepada mereka karena menginvasi Ukraina.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, serta Prancis telah menyetujui untuk memblokir sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran internasional, Swift.
Baca Juga: Delegasi Rusia Tiba di Belarusia untuk Berunding, Ukraina Minta Lokasi Perundingan Diganti
Hal itu sempat diyakini bakal menjadi pukulan telak untuk Rusia. Sebab, mereka bergantung kepada sistem Swift untuk pembayaran ekspor minyak dan gas.
Namun, menurut Suzie, China akan memudahkan Rusia meski mereka diblokir untuk menggunakan Swift.
“China memiliki alat lain yang bisa menggantikan Swift tersebut,” ujarnya, Minggu (27/2/2022).
“Jika mereka bersekongkol, tentunya alat-alat yang digunakan bisa membuat mereka mencari jalan keluar dari sanksi yang diberikan,” tambahnya.
Suzie pun menegaskan bahwa sanksi-sanksi tersebut selalu juga menimbulkan permasalahan karena ada upaya black market, upaya penyelundupan, dan teknologi serta lain sebagainya.
Baca Juga: Korea Utara Salahkan AS Atas Krisis Ukraina, dan Sebut Serangan Rusia sebagai Tindakan Membela Diri
Pada kesempatan itu, Suzie juga mengatakan bahwa akan sulit untuk memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan serangan ke Ukraina.
“Masalahnya, kondisi yang menyerang (Rusia) sedang naik daun, sedang banyak uang, dan menjadi kekuatan, dan dua kekuatan ini, China dan Rusia menginginkan satu tatanan arsitektur dunia yang berbeda dari keunggulan Amerika Serikat,” ujarnya.
“Amerika tidak tinggal diam dan mereka juga tidak tinggal diam. Sekarang masalahnya adalah adu kekuatan saja,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.