BRUSSELS, KOMPAS.TV - Uni Eropa sepakat membekukan aset Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov beserta sanksi lainnya atas invasi ke Ukraina, demikian menurut Menlu Latvia seperti dilansir Associated Press, Jumat (25/2/2022).
Keputusan untuk membekukan aset Putin dan Lavrov menunjukkan kekuatan Barat bergerak ke arah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya menghentikan invasi Rusia ke Ukraina dan mencegah terjadinya perang besar di Eropa.
Tetapi belum jelas seberapa parah kedua pria itu akan terluka oleh tindakan pembekuan aset pribadi, atau apakah tindakan tersebut hanya simbolis belaka.
Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics mengatakan dalam sebuah Tweet pada hari Jumat, bahwa menteri luar negeri Uni Eropa “mengadopsi paket sanksi ke-2” dan menambahkan, “pembekuan aset termasuk Presiden Rusia dan menteri luar negerinya.”
"Kami tidak hanya membekukan aset kaum oligarki, tetapi kami sekarang juga mendaftarkan Presiden Rusia Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.
"Mereka bertanggung jawab atas fakta bahwa orang yang tidak bersalah mati di Ukraina, mereka bertanggung jawab atas fakta bahwa sistem internasional diinjak-injak dan kami sebagai orang Eropa tidak menerima itu." kata Menlu Jerman.
Baca Juga: Ribuan Warga Ukraina Mulai Mengungsi ke arah Barat saat Pasukan Rusia Merangsek ke Arah Kiev
Hari Kamis, Uni Eropa mengumumkan serangkaian sanksi terhadap Rusia yang menurut Ketua Komisi Eropa Ursula Von der Leyen akan meningkatkan biaya pinjaman Rusia, meningkatkan inflasi dan secara bertahap mengikis basis industri Rusia.
Menteri luar negeri Uni Eropa bertemu Jumat malam dan memenangkan dukungan dengan suara bulat dari 27 negara anggota untuk memberlakukan pembekuan aset tersebut.
"Pembekuan aset Putin di Uni Eropa akan menjadi langkah unik dalam sejarah menuju kekuatan nuklir, negara yang memiliki kursi permanen di Dewan Keamanan, tetapi juga menunjukkan betapa bersatunya kita,” kata Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg.
Dia mengatakan Uni Eropa berencana untuk menyiapkan paket sanksi lain.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.