JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengusulkan pemilu ditunda karena sadar popularitasnya dan elektabilitasnya rendah atau jauh tertinggal dibandingkan kandidat lain.
Mengacu pada Survei Litbang Kompas yang dilaksanakan Januari 2022, memang tidak ada nama Muhaimin Iskandar pada papan nama calon presiden yang didukung publik untuk Pilpres 2024.
Demikian Ray Rangkuti merespons usulan Muhaimin Iskandar untuk menunda pemilu kepada KOMPAS TV, Kamis (24/2/2022).
“Mengapa Cak Imin mengutarakan ide ini? Pertama, karena ingin menempatkan Cak Imin sekaligus PKB dalam perbincangan publik. Popularitas dan elektabilitas Cak Imin tertinggal jauh dibandingkan dengan kandidat capres baik dari ketua parpol maupun non-parpol,” ujar Ray.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Andika Perkasa untuk Capres 2024 Lampaui Puan Maharani
“Ide unik ini akan menjadikan Cak Imin dan PKB dalam pusaran perbincangan,” tambahnya.
Di samping itu, kata Ray, Cak Imin sepertinya menyadari ide-ide menohok tidak dipergunakan oleh parpol-parpol maupun kandidat dalam menaikan popularitas maupun elektabilitas.
“Cak Imin melihat, ide-ide menohok tidak banyak dipergunakan oleh parpol atau kandidat capres dalam menaikan popularitas maupun elektabilitas,” kata Ray.
“Cak Imin memasuki ranah itu. Mengeluarkan isu tajam, kontroversial tapi terukur. Artinya, Cak Imin sangat paham bahwa ide yang disampaikan akan sulit terlaksana,” tambahnya.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies Semakin Meninggalkan Calon Lain
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.