JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi melaporkan, setidaknya ada 2,4 juta orang Indonesia yang mesti mengulang vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Hal tersebut sesuai dengan studi yang menyebutkan, efikasi vaksin akan menurun jika seseorang tidak kunjung mendapat dosis kedua setelah enam bulan penyuntikan dosis pertama.
Perlu diingat bahwa efikasi itu adalah hasil uji klinis terkait tingkat kemanjuran vaksin dalam melawan suatu infeksi virus dalam tubuh penerimanya.
"Ada studi yang mengatakan, setelah enam bulan terjadi penurunan efikasi vaksin. Apalagi kalau hanya dosis pertama, yang masih 50 persen efikasinya," kata Nadia, Jumat (18/2/2022), seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Jokowi Minta Vaksinasi Dipercepat: Insyaallah Indonesia Bisa Segera Masuki Endemi
Maka dari itu, kepada orang-orang yang belum mendapatkan dosis kedua hingga enam bulan setelah penyuntikan vaksin dosis pertama, Nadia mengimbau agar segera mengulang vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Adapun, orang-orang yang disarankan oleh Kemenkes untuk mengulang vaksinasi itu disebut sebagai sasaran drop out.
Saran pengulangan vaksinasi dosis pertama itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.02.06/II/921/2022 tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19 bagi Sasaran yang Drop Out.
Dengan keberadaan 2,4 juta orang yang disebutkan oleh Nadia tadi, secara otomatis beban vaksinasi nasional bakal bertambah.
Meski memiliki beban tambahan, Nadia menegaskan pemerintah tidak akan memperpanjang target vaksinasi nasional yang telah ditetapkan pada Juni tahun ini.
"Tidak (diperpanjang), kami akan selesai pada Juni 2022 atau setidaknya 70 persen seluruh sasaran sudah dapat dosis kedua," jelas Nadia.
Baca Juga: Kapolri Targetkan Vaksinasi Massal Capai 38 Ribu Dosis di Jawa Tengah
Berdasarkan evaluasi Kemenkes, Nadia mengungkapkan, sebagian besar masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua itu karena berbagai alasan yang bersifat pribadi.
"Ada yang tidak mau (ikut vaksinasi dosis kedua) karena merasa tidak berisiko terhadap Covid. Ada pula yang takut dengan efek sampingnya," ungkap Nadia.
Meski begitu, Nadia menegaskan, tidak ada alasan karena ketidaktersediaan stok vaksin di daerah-daerah.
Nadia pun menjamin, stok vaksin tambahan yang diperlukan untuk sasaran drop out tersebut masih dalam batas aman.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.