SOLO, KOMPAS.TV - Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, menggelar survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Wali Kota Teguh Prakosa.
Dari hasil survei terhadap 550 koresponden, sebanyak 79,3 persen mengaku puas dengan kepemimpinan Gibran dan Teguh, selama menjabat di kota Surakarta atau Solo ini.
Ketua program studi (Prodi) MAP Suwardi menuturkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat ini, menunjukkan keberhasilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta.
"Kesuksesan Gibran dengan kepuasan yang tinggi dengan masyarakat merupakan kerja bareng dan visi yang sama dengan birokrasi. Itu yang terakhir saya sampaikan, hanya muncul ketika di Solo, zaman Jokowi," kata Suwardi, seperti diwartakan Kompas.com, Jumat (18/2/2022).
Tak hanya itu, hasil survei juga mengungkap 93, 5 persen responden menilai Gibran sebagai pemimpin yang merakyat.
Suwardi mengatakan, kesan merakyat ini sangat strategis untuk elaktabilitas Gibran, dan ini mampu memberikan sinyal berbahaya bagi lawan politiknya.
"Capaian Gibran, 62 persen ditambah 31 persen, itu ada 93,5 persen menyatakan Gibran merakyat. Itu bahaya. Bagi lawan politiknya ini bahaya, bisa jadi alarm," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan masyarakat juga menilai Gibran memiliki sikap tegas terhadap aparat birokrasi.
Menurut hasil survei, sebanyak 65,8 persen responden menilai Gibran bersikap tegas ketika menghadapi aparat Pemkot Solo yang bermasalah.
Baca Juga: Absen Upacara HUT ke-277 Kota Solo, Gibran Dampingi Putrinya La Lembah Manah yang sedang Sakit
Selebihnya, sebanyak 19,1 persen menyebut bijaksana dan 10 persen menyebut fair atau transparan.
Sedangkan untuk kualitas kesehatan memiliki presentasi sangat positif, beranggapan baik 84 persen, sangat baik 14 persen dan 1 persen menyatakan kurang baik.
Selanjutnya, fasilitas vaksinasi mencapai dinilai bagus dengan 84 persen menyatakan berhasil, 12 persen menyatakan sangat berhasil.
Meski demikian, adanya aspek yang belum maksimal dilaksanakan, yakni soal pelaksanaan kebijakan soal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
Di mana 59 persen menyatakan sangat maksimal, 32,9 persen tidak cukup maksimal, 6,4 persen dengan alakadarnya dilaksanakan dan 0,2 persen merasa gagal.
Sebagai informasi, survei tersebut dilaksanakan selama 10 hari, yakni dari 4-13 Februari 2022.
Survei mengunakan metode pengumpulan data wawancara face to face, dengan instrumen data tertutup.
Baca Juga: Masuk Daftar 40 Tokoh Berpengaruh Versi Majalah Fortune Indonesia, Gibran: Iya Tah?
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.