NEW YORK, KOMPAS.TV - Miliarder Warren Buffett akhirnya berinvestasi di mata uang kripto, setelah sebelumnya pernah menyebut aset kripto sebagai 'racun tikus'. Buffet lewat perusahaannya Berkshire Hathaway menanamkan dananya di bank digital terbesar di Amerika Latin, Nubank, sebesar Rp14,35 triliun.
Mengutip Majalah Fortune, Jumat (18/2/2022), investasi itu dilakukan lewat pembelian saham Nubank sebesar 1 miliar dollar AS. Hal itu terungkap dari dokumen pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.
Nubank adalah bank digital yang berbasis di Brasil. Bank itu menawarkan kartu kredit yang sepenuhnya diproses di aplikasi. Nasabah Nubank bisa melacak transaksi secara real time, memblokir kartu kredit masing-masing, mengajukan kenaikan batas dan menghubungi dukungan pelanggan lewat aplikasi tersebut.
Baca Juga: Kemendag: Transaksi Kripto Tembus Rp859 Triliun di 2021, Pengguna Capai 11 Juta
Nubank juga menjalankan unit usaha yang bernama NuInvest. Nulnvest memungkinkan penggunanya untuk menginvestasikan uang dalam dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF).
Nubank sendiri sudah go public di Bursa Saham New York (NYSE) pada Desember tahun lalu. Sebelum Nubank IPO, Berkshire Hathaway juga sudah membeli saham bank itu sebesar 500 juta dollar AS. Manajemen Nubank menyebut investasi itu sebagai investasi dari investor tinggal terbesar bagi mereka.
Selain menyebut kripto sebagai 'racun tikus', Buffet juga pernah menyebut investasi itu sebagai "aset tidak produktif yang tidak memiliki nilai unik sama sekali" pada tahun 2018.
Baca Juga: Warren Buffett Cuan Rp28,6 T Dari Investasi Saham Produsen Mobil Listrik China
"Bitcoin itu sendiri tidak menciptakan apa-apa. Saat Anda membeli aset nonproduktif, yang Anda andalkan adalah orang berikutnya akan membayar Anda lebih banyak karena mereka bahkan lebih bersemangat jika ada orang lain yang datang," kata Buffett.
Ia juga pernah mengatakan jika investasi kripto sama dengan judi.
"Jika Anda ingin berjudi, orang lain akan datang dan membayar lebih banyak uang besok, itu salah satu jenis permainan. Itu bukan investasi," ujarnya seperti dikutip dari Express.co.uk.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Tembus Rp1 Miliar di 2022
Selain itu, Buffett pernah mengingatkan masyarakat jika Bitcoin dan aset kripto lainnya hampir pasti akan mendatangkan akhir yang buruk, serta menyatakan bahwa pasar Bitcoin adalah sebuah bubble atau gelembung.
"Anda tidak dapat menilai Bitcoin karena itu bukan aset penghasil nilai," ucapnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.