JAKARTA, KOMPAS.TV- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan menilai gelaran Formula E adalah proyek menjaga diri yang dipaksakan.
Demikian Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak dalam keterangannya, Kamis (17/2/2022).
“Ini bukan proyek untung, tapi menjaga harga diri yang dipaksakan,” ucap Gilbert.
Gilbert menuturkan gelaran Formula E adalah proyek yang secara kalkulasi merugikan karena pendapatannya hanya Rp10 miliar.
Baca Juga: Tiket Formula E Dijual Sebelum Sirkuit Rampung, PSI: Publik Dapat Dirugikan
“Saya perkirakan Rp10 Miliar yang akan diperoleh dari penjualan tiket. Lalu berapa untungnya yang didapat?” kata Gilbert.
Sebab, kata Gilbert, modal kerja proyek Formula E mencapai Rp150 Miliar.
“Modal Kerja Rp150 Miliar. Ini proyek merugi. Kalau untung, siapa sponsornya dan apa yang didapat?” ujarnya.
Lebih lanjut, Gilbert pun mempertanyakan siapa penanggungjawab dari penjualan tiket Formula E.
Sebab sejauh ini, kata Gilbert, belum ada kejelasan soal apa yang menjadi tanggung jawab panitia pelaksana Formula E.
Baca Juga: Jakpro Bocorkan Harga Tiket Formula E: Ratusan Ribu hingga Jutaan Rupiah
“Kalau dijual sekarang siapa yang tanggung jawab mengembalikan tiket yang sudah dibeli. Saya kira ini urusan panpel. Tapi panpel belum terlihat modal kerja. Kontrak kerjanya menyangkut apa saja nggak tahu, belum disampaikan ke kita,” ujar Gilbert.
Sebelumnya terkait harga tiket Formula E, Jakpro memastikan harga jual tiket Formula E tidak jauh berbeda dengan tiket menonton balapan di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut rencana, tiket Formula E akan mulai dijual pada bulan Maret dengan harga yang bervariasi dan mulai dari ratusan ribu rupiah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.