JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) Abdul Mu'ti buka suara terkait usulan usulan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin agar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah meraih Nobel Perdamaian pada tahun 2022 atau 2023 mendatang.
Abdul Mu’ti juga juga mengapresiasi dan mendukung langkah Muhaimin Iskandar dalam proses mengajukan NU-Muhammadiyah dapat nobel perdamaian.
Pihaknya juga menegaskan, NU-Muhammadiyah juga sudah berembuk dan menyiapkan tim sebagai persiapan hal tersebut.
"Kami mengapresiasi inisiatif Pak Muhaimin Iskandar. Di Muhammadiyah dan NU juga sudah dibentuk tim penyiapan," kata Mu'ti dilansir dari Kompas.com, Rabu (16/2/2022).
Abdul Mu’t lantas menjelaskan, pada tahun lalu yakni 2021, Muhammadiyah dan NU sudah diusulkan untuk mendapatkan hadiah Nobel.
Namun, Mu'ti lebih lanjut mengemukakan, usulan itu ternyata gagal.
"Tahun ini, Muhammadiyah dan NU diusulkan kembali untuk mendapatkan hadiah Nobel oleh beberapa pihak," ujarnya.
Baca Juga: Sejumlah Alasan Muhaimin Ajukan NU-Muhammadiyah Jadi Penerima Nobel Perdamaian, Apa Mungkin?
Selain Muhaimin, Mu'ti mengatakan, ada pihak lain yang juga mengusulkan agar kedua ormas ini mendapatkan Nobel Perdamaian, yakni KBRI Norwegia, mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta, dan beberapa tokoh lainnya.
Sementara itu, Mu'ti menegaskan, Muhammadiyah akan maksimal agar mendapatkan hadiah Nobel pada tahun ini. Hal itu dipersiapkan oleh tim yang dibentuk Muhammadiyah dan NU.
"Tim penyiapan ini mempersiapkan dokumen dan memperbaiki argumen-argumen yang tahun lalu mungkin kurang kuat," katanya.
Baca Juga: UGM Sejak 2019 Sudah Usul NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS TV, Muhaimin Iskandar mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai peraih Nobel Perdamaian 2022-2023.
Menurut dia, NU-Muhammadiyah layak menerima penghargaan hadiah nobel perdamaian pada 2022-2023.
"Saya dengan ini akan secara resmi mengajukan nominasi NU-Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2022 atau 2023," kata Muhaimin dalam keteranganya, Rabu.
Terkait nobel untuk organisasi seperti NU-Muhammadiyah, panitia Nobel Perdamaian yang berada di Norwegia tersebut sebelumnya juga pernah memberikan nobel perdamaian untuk organisasi yang memberikan kontribusi bagi dunia.
Jadi, Nobel tidak hanya diperuntukkan bagi individu saja. Tercatat, mulai dari Uni Eropa, Komite Palang Merah Internasional hingga terakhir Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2020.
Mereka diganjar Nobel atas upayanya memerangi kelaparan dan perbaikan di wilayah yang terkena dampak konflik, serta upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan konflik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.