JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengisahkan tentang nasib orang-orang miskin kelak ketika berada di akhirat.
Orang fakir miskin ini ketika di dunia tidak mendapatkan kenikmatan duniawi. Kenikmatan duniawi itu berupa harta benda, kekayaan maupun makanan-makanan lezat. Hidup pun begitu susah.
Apalagi, terkadang, karena kedudukan dia sebagai seorang fakir miskin, banyak orang menyepelekan dan mungkin menistakan mereka.
Bagi mereka yang ditakdirkan miskin di dunia, jangan patah semangat. Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta tidak akan tidur.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah itu, Nabi mengisahkan bagi mereka yang ditakdirkan oleh Allah SWT miskin di dunia, maka ketika kelak di Yaumul Akhir, mereka akan masuk surga duluan.
Bahkan dalam penjelasannya, orang beriman yang fakir miskin ini akan masuk surga terlebih dahulu dengan jarak waktu 500 tahun lamanya.
Sabda Nabi Muhammad SAW: Orang-orang beriman yang fakir miskin kelak akan masuk surga terlebih dahulu setengah hari yang setara 500 tahun lamanya daripada orang kaya.’ (HR Ibnu Majah).
Para ulama memberikan takwil atau pemaknaan terhadap hadis tersebut. Salah satunya adalah anjuran untuk tidak meremehkan bagi mereka yang ditakdirkan untuk miskin.
Hadis di atas juga tidak bisa dimaknai dengan ketikdabolehan menjadi kaya dan keharusan jadi miskin.
Justru sebaliknya, ketika ditakdirkan menjadi orang yang mampu, sebaiknya membantu mereka yang kesusahkan.
Baca Juga: Kisah Seseorang yang Bangun Usai Wafat: Segera Urus dan Makamkanlah Jasadku
Terkait kriteria orang miskin masuk surga terlebih dahulu, para ulama memberikan penjelasan terkait hadis ini. Orang miskin dalam hadis itu bermakna, mereka yang beriman dan bersabar, serta memang sudah melakukan ikhtiar.
“Orang miskin yang dimaksud, berdasarkan penjelasan Imam An-Nawawi, adalah mereka yang tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian, mereka juga bersabar dan tidak melakukan dosa besar atau maksiat-maksiat berat lainnya baik lahir maupun batin,” papar Alhafiz Kurniawan dari Lembaga Bahtsul Masail NU, dikutip dari situs resmi NU Onlline.
Dosen Agama Islam di Universitas Indonesia itu lantas menjelaskan, kriteria miskin ini bukan sekadar miskin belaka, tapi ia juga beriman dan tidak putus asa dalam hidupnya.
“Jadi bukan asal fakir dan miskin, tetapi mereka yang tidak pesimis dan putus asa serta tidak menghalalkan segala cara untuk mengatasi keterbatasannya. Di samping itu, mereka adalah orang yang menjaga keimanan dan martabatnya,” imbuhnya.
Begitulah. Semoga Allah senantiasa memberikan kita rahmat dan berkah, serta kelak mendapatkan kesempatan berada di surga-Nya. Amin. Wallahu a’lam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.