WASHINGTON, KOMPAS.TV - Bank Dunia dan IMF (Dana Moneter Internasional) mengatakan telah memindahkan beberapa anggota staf dari Ukraina untuk sementara waktu, Senin (14/2/2022).
Pemindahan itu dilakukan di tengah peningkatan kekhawatiran soal kemungkinan serangan oleh Rusia terhadap Ukraina.
Namun, Bank Dunia dan IMF sama-sama menjamin bahwa kegiatan mereka menyangkut peminjaman dan pemberian dukungan di Ukraina terus berjalan.
"Prioritas utama World Bank Group adalah untuk menjaga keselamatan staf kami beserta keluarga mereka. Sejalan dengan kebijakan kami terkait evakuasi, pemindahan sementara bagi staf sedang dilakukan dan langkah pengamanan sedang ditingkatkan," menurut memo yang dikeluarkan Bank Dunia seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Pakai Dana Bank Dunia, Siring Veteran Banjarmasin Segera Digarap untuk Penanganan Banjir
Namun demikian, pemberitahuan itu tidak menyebutkan secara rinci mengenai ke mana atau berapa banyak anggota staf yang dipindahkan.
Sementara itu IMF juga menyatakan telah merelokasi perwakilannya yang berada di Ukraina, Vahram Stepanyan, keluar dari negara itu. Hal ini telah dikonfirmasi oleh juru bicara IMF.
Stepanyan yang berkewarganegaraan Armenia, telah memimpin IMF di Ibu Kota Kiev sejak Juli 2021 dan bekerja bersama para karyawan lokal.
"Staf IMF masih berhubungan dan melakukan kontak dengan mitra-mitra mereka di Ukraina," kata jubir IMF.
Juru bicara World Bank Group juga mengatakan bahwa kegiatan Bank Dunia di Ukraina akan terus berlanjut.
Baca Juga: IMF Sebut RI Sukses Tangani Pandemi dan Pulihkan Ekonomi
Sebelumnya, Kedutaan AS di Ukraina juga telah lebih dulu merelokasi stafnya di Kiev. “Staf Kedutaan AS dipindahkan ke Kota Lviv di Ukraina barat,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Senin (14/2/2022).
Menurut Blinken, pemindahan itu didasarkan atas peningkatan besar-besaran jumlah pasukan Rusia.
IMF menjalankan program pinjaman senilai lima miliar dolar AS (sekitar Rp71,6 triliun) bagi Ukraina, sementara Bank Dunia telah memberikan pendanaan 1,3 miliar dolar (sekitar Rp18,6 triliun) kepada Ukraina sejak awal pandemi COVID-19.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.