PURWOREJO, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerjunkan tim ke Desa Wadas Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (12/2/2022).
Penerjunan tim ke Desa Wadas Purworejo itu untuk mencari informasi dan mengumpulkan fakta peristiwa kericuhan yang terjadi saat BPN mengukur lahan pada Selasa (8/2/2022).
Menurut Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, ada temuan awal Komnas HAM terkait peristiwa ricuh di Desa Wadas Purworejo.
“Kami menemukan fakta adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan warga yang sudah setuju,” ujarnya, dalam siaran pers, Sabtu.
Baca Juga: Bukan Bendungan Bener yang Ditolak Warga Melainkan Tambang di Wadas, Mengapa? - ROSI
Komnas HAM juga mendapati informasi beberapa warga belum berani pulang ke rumah masing-masing karena masih ketakutan.
Tidak hanya itu, sejumlah warga dewasa dan anak juga mengalami trauma akibat ricuh di Desa Wadas.
Beka Ulung Hapsara tidak menampik ada fakta terjadi kerenggangan dalam hubungan sosial masyarakat, antara warga yang setuju dan menolak penambangan batuan andesit.
“Kami masih akan melanjutkan penggalian data dan informasi ke beberapa pihak lain pada Minggu (13/2/2022),” ucapnya.
Baca Juga: Anggota Komisi III DPR: Jumlah Warga Desa Wadas yang Menolak Tambang Lebih Banyak
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ricuh di Wadas dipicu saat pengukuran lahan yang akan digunakan untuk pembangunan bendungan Bener oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Sebagian warga menolak aktivitas penambangan batu andesit di Wadas yang digunakan untuk membangun bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.