JAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia memiliki 41 unit pesawat tempur, tapi pengamat pertahanan, Andi Widjajanto, menyebut ada perbedaan antara stok pesawat dan jumlah pesawat yang siap tempur.
Andi menyebut, berdasarkan fakta yang ada, Indonesia disebutnya unik. Sebab dari 41 unit pesawat tempur yang ada, hanya beberapa persen yang siap beroperasi.
“Cuma Indonesia yang punya perbedaan antara stok dengan siap tempur. Idealnya ada proporsi 30, 30, 30. Jadi 30 siap tempur, 30 dipersiapkan untuk latihan, dan 30 yang sedang maintenance,” jelasnya dalam Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (12/2/2022).
Baca Juga: Setara dengan Empat Pesawat Tempur Canggih, Ini Keuntungan Indonesia Beli Dassault Rafale
Idealnya, lanjut Koordinator Lab 45 ini, jika Indonesia membutuhkan 100 pesawat yang siap tempur, maka minimal harus mempunyai 300 unit pesawat tempur.
“Itu idealnya. Kondisi Indonesia tidak. Dari 40 itu mungkin cuma 30, sekitar satu skadron, 12 sampai 16 yang siap tempur. Lainnya sedang maintenance. Kondisinya jauh dari ideal.”
Terkait hal itu, kata dia, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto harus membuat terobosan, antara lain kondisi alutsista harus 100 persen, sehingga semuanya siap operasional dan siap tempur.
Menurutnya, hal itu menjadi penting untuk diterapkan Kementerian Pertahanan.
Terkait pembelian pesawat tempur Rafael dari Prancis, Andi menyebut, pesawat ini merupakan pesawat tempur generasi 4,5, dengan radius tempur antara 3000 hingga 3500 kilometer.
Pesawat ini, kata Andi, bisa dilengkapi dengan rudal permukaan-permukaan, rudal dari udara ke darat, bisa juga rudal antikapal, jadi cukup lengkap.
“Ini sejenis dengan F16 Viper, sejenis dengan F15EX, Eurofighter Typhoon, Sukhoi 30, jadi berada dalam generasi 4,5.”
Selain digunakan oleh Prancis dalam sejumah operasi tempur, ucap dia, sejumlah negara lain juga telah menggunakan pesawat ini, di antaranya India, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Dalam kesempatan itu, Andi juga menyebut bahwa saat ini Indonesia mempunyai tiga komando operasi udara, sementara skadron yang benar-benar operasional juga cuma tiga.
“Tapi cuma terpusat di Makassar dan Madiun. Kita relatif kosong di Pekanbaru, kita bisa mengisi di Pontianak, itu fokusnya nanti drone.”
Baca Juga: Anggota Komisi I DPR Sebut Kebutuhan Pesawat Tempur Indonesia Sudah Sangat Urgen, Tapi...
“Kita kosong di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sementara nanti koopsnya harus memiliki bisa minimal empat pangkalan untuk skadron tempur. Dan itu memang membutuhkan antara 10 sampai 12 skadron tempur itu,” urai Andi Widjajanto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.