Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Tahan Staf UNHCR dan 2 Wartawan Asing di Kabul

Kompas.tv - 12 Februari 2022, 00:01 WIB
taliban-tahan-staf-unhcr-dan-2-wartawan-asing-di-kabul
Andrew North, mantan wartawan BBC yang sekarang bekerja bagi UNHCR. (Sumber: New Lines Magazine)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Fadhilah

KABUL, KOMPAS.TV — Taliban dilaporkan menahan dua wartawan asing yang bertugas di badan pengungsi PBB UNHCR dan sejumlah staf Afghanistan yang bekerja di ibu kota negara itu, kata UNHCR, Jumat, (11/2/2022) seperti dilaporkan Associated Press, Jumat, (11/2/2022).

Perkembangan di Kabul terjadi ketika Presiden Joe Biden diperkirakan akan mengeluarkan perintah eksekutif yang akan memungkinkan lembaga keuangan Amerika Serikat untuk memfasilitasi akses ke aset USD3,5 miliar untuk bantuan kemanusiaan Afghanistan.

“Dua jurnalis yang bertugas dengan UNHCR dan warga negara Afghanistan yang bekerja dengan mereka ditahan di Kabul,” cuit UNHCR.

“Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan situasi, dengan berkoordinasi dengan yang lain.”

Organisasi yang berbasis di Jenewa itu menolak berkomentar lebih lanjut. Taliban sejauh ini belum menjawab pertanyaan untuk informasi tentang mereka yang ditahan.

Baca Juga: Taliban Rayu Dosen-Dosen yang Hengkang ke Luar Negeri untuk Pulang, Diajak Bangun Negara

Dua wartawan asing ditahan Taliban di Kabul, seperti dilaporkan Associated Press, Jumat, 11 Februari 2022. “Dua jurnalis yang bertugas dengan UNHCR dan warga negara Afghanistan yang bekerja dengan mereka ditahan di Kabul,” cuit UNHCR. “Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan situasi, dengan berkoordinasi dengan yang lain.” (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul, File)

Salah satu yang ditahan adalah Andrew North, mantan jurnalis British Broadcasting Corporation BBC yang banyak bekerja di Afghanistan. Istrinya, Natalia Antelava mengeluarkan permohonan di Twitter untuk pembebasannya.

"Andrew berada di Kabul bekerja untuk UNHCR @Refugees mencoba membantu rakyat Afghanistan," kata Antelava.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatannya & meminta siapa pun yang memiliki pengaruh untuk membantu mengamankan pembebasannya.”

Taliban menyapu Afghanistan, merebut Kabul dan sebagian besar negara itu pada pertengahan Agustus, ketika pasukan Amerika Serikat dan NATO berada pada minggu-minggu terakhir penarikan mereka setelah intervensi 20 tahun.

Komunitas internasional mengambil sikap sangat berhati-hati untuk secara resmi mengakui penguasa baru Afghanistan, khawatir Taliban akan memberlakukan aturan keras sama seperti yang mereka lakukan ketika mereka sebelumnya berkuasa pada 1990-an.

Setelah pengambilalihan tersebut, pendanaan internasional ditangguhkan dan miliaran dolar aset Afghanistan di luar negeri, sebagian besar di Amerika Serikat, dibekukan dan bantuan keuangan kepada pemerintah sebagian besar dihentikan, mendorong ekonomi Afghanistan lebih jauh jatuh terjerembab ke jurang kehancuran.




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x