Kompas TV nasional politik

Ingin Berkoalisi dengan Golkar? Sekjen: Airlangga Harus Jadi Capres

Kompas.tv - 8 Februari 2022, 18:46 WIB
ingin-berkoalisi-dengan-golkar-sekjen-airlangga-harus-jadi-capres
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/11/2019). (Sumber: KOMPAS.com/ HARYANTI PUSPA SARI )
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Golkar memberikan syarat kepada partai politik (parpol) yang ingin berkoalisi dengan parpol berlambang pohon beringin itu dalam gelaran Pilpres 2024 mendatang. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, pihaknya bersedia berkoalisi dengan siapapun yang penting Ketua Umum Airlangga Hartarto harus menjadi calon presiden (capres).

Baca Juga: Hasil Survei Trust Indonesia: Tingkat Popularitas Partai Golkar di Atas PDIP

Wakil Ketua DPR itu menjelaskan, alasan memberi persyaratan itu karena partainya memiliki daya tawar yang tinggi dengan pemegang kursi kedua terbanyak di parlemen saat Pileg 2019 lalu.

"Ya, kita capres, karena itu amanat Munas (Musyawarah Nasional). Kita enggak bisa itu, itu amanat Munas. Kita di DPR ini pemegang kursi nomor dua terbanyak," kata Lodewijk di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (8/2/2022). 

Partai Golkar, kata dia, hanya cukup menggandeng satu parpol lagi agar bisa mengusung Airlangga menjadi capres.

"Ya kita kan tinggal mengambil satu partai dengan suara enggak terlalu besar, jadi," ujarnya.

Baca Juga: Bupati Langkat Terbit Rencana Tersangka Suap, Golkar Serahkan Penyidikannya ke KPK

Meski begitu, sampai saat ini Golkar belum ada pembicaraan dengan partai-partai lain untuk berkoalisi di Pilpres 2024. Pasalnya, partai politik saat ini sedang fokus meningkatkan elektoral.

"Kita lihat saja bagaimana, ya pasti nanti kalau sudah gitu ada lah deal-deal antara parpol untuk bagaimana membentuk koalisi yang bagus. Jadi kita tunggu saja, enam bulan ke depan mungkin itu udah keliatan proses kristalisasinya untuk menjadi suatu policy (kebijakan)," kata dia.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x