YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 1.838 pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, DIY, kini telah dipindahkan oleh pemerintah daerah setempat ke lokasi baru.
Adalah Teras Malioboro, tempat baru bagi para PKL itu yang terletak di dua lokasi yakni eks Bioskop Indra dan bekas gedung Dinas Pariwisata.
Tapi, sejak kepindahannya pada Selasa (1/2/2022) kemarin, sejumlah mantan PKL Malioboro mengaku masih belum bisa berjualan seperti sedia kala.
Tak sedikit di antara mereka yang kerap dirundung oleh rasa khawatir akan keberlanjutan dari usahanya di tempat yang baru itu.
Baca Juga: Tempat Relokasi PKL Malioboro yang Dibangun Pakai Danais Bocor, Ini Kata Sekber Keistimewaan DIY
Salah satu pedagang yang merasakan hal demikian adalah Denni Supriyanto, yang menyimpan kecemasan karena ia harus mulai dari awal dan mencari pelanggan lagi.
"Babat alas kan, ya pelan-pelanlah. Omzet enggak pasti, pernah dua hari enggak ada pembeli. Semoga bisa lancar jualan di sini," kata Denni dikutip dari Kompas.com, Mnggu (6/2).
Kini setelah pindah ke Teras Malioboro 2, bekas gedung Dinas Pariwisata, Denni pun hanya bisa berharap semoga rezekinya dapat membaik kembali sebagaimana saat ia berjualan di pinggir Jalan Malioboro.
Sementara itu, PKL lainnya yang bernama Eko Budiono mengaku belum bisa memprediksi keuntungan yang bakal diperolehnya saat berdagang di Teras Malioboro 1.
Dulu, sewaktu masih berdagang di trotoar Jalan Malioboro, Eko mengaku bisa memperoleh pendapatan Rp1 juta dalam sehari saat musim liburan tiba.
"Kalau di sini (Teras Malioboro 1) kan, belum tahu (pembeli bakal) tambah ramai atau enggak," ungkap penjaja sandal jepit tersebut.
Baca Juga: Tanggapi Permintaan Tunda Relokasi PKL Malioboro, Sultan: Aku Sudah Nunggu 18 Tahun
Ketua Paguyuban Angkringan (Padma) Yati Dimanto mengatakan, awalnya para PKL Malioboro sempat meminta kepada pemerintah setempat agar relokasinya dilakukan setelah Lebaran saja.
Alasannya, lanjut Yati, karena PKL ingin memanfaatkan momen Lebaran tersebut sebagai masa untuk mencari bekal modal sebelum berpindah ke tempat yang baru.
"Harapan PKL ini ya minta (relokasi) ditunda, minimal sampai habis Lebaran. Kami itu habis terpuruk pandemi dua tahun sampai sekarang belum selesai," ujar Yati.
"Ben oleh sangu sitik-sitik (supaya dapat bekal cukup, red) saat relokasi," sambungnya.
Namun, karena keputusan relokasi tidak dapat terhindarkan, Yati mengungkapkan bahwa para PKL hanya bisa pasrah kepada keadaan.
"Kami terpaksa pasrah, begitu hanya bisa masuk tempat relokasi. Kami masuk ke area 'Pelan-pelan Bisa Mati' (PPKM)," tutur Yati.
"Tempat (relokasi) itu bagus, tetapi akses jalan hanya ada satu pintu. Tempat kami di kantong (jalan), benar-benar masuk. Kami sudah cek, kasihanlah sama rakyatnya," tandasnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.