JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemutusan kontrak penyewaan hanggar pesawat yang digunakan Susi Air di Bandara Robert Atty Bessing, Malinau, Kalimantan Utara, membuat maskapai milik Susi Pudjiastuti itu berpotensi mengalami kerugian sebesar Rp8,9 miliar.
Kuasa Hukum Susi Air, Donal Fariz, menjelaskan potensi kerugian Susi Air tersebut dikarenakan beberapa faktor.
Pertama karena ada pembongkaran paksa pesawat yang ada di hanggar.
Menurut Donal manajemen Susi Air harus menyewa helikopter untuk mengangkut pesawat tanpa mesin yang dikeluarkan dari hanggar.
Baca Juga: Pesawat Susi Air Dikeluarkan “Paksa” dari Hanggar Malinau, Sekda: Kontrak Sudah Berakhir
"Biaya pemindahan Pesawat ke depan tanpa engine secara kalkulatif dan real akan membawa kerugian secara potensial akibat penggsuran paksa kemarin," ujar Donal saat konfrensi pers secara virtual, Jumat (4/2/2022).
Kedua pembatalan jadwal penerbangan. Hal ini lantaran hanggar sebagai tempat pemeliharaan pesawat Susi Air sudah tidak bisa digunakan.
Jadwal penerbangan yang kemungkinan dibatalkan yakni penerbangan di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Soal Susi Air, DPR Sebut Satpol PP Tak Punya Kewenangan Pindahkan Pesawat
Samarinda, Kalimantan Timur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan Malinau yang berlangsung dalam dua pekan.
"Ketika tempat perawatan terganggu itu akan mengganggu proses rutin pemeliharaan pesawat. Susi Air sangat ketat dalam proses maintenance karena ini bicara soal risiko penerbangan," ujar Donal.
Ketiga manajemen harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar pilot pesawat caravan rute penerbangan Masamba, Samarinda, Tarakan, Palangkaraya, Tarakan, Malinau, serta biaya ekstra untuk pesawat porter di Malinau.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Ungkap Dampak yang Dihadapi Susi Air dari Pemutusan Kontrak Hanggar di Malinau
Ongkos ini berkaitan dengan terganggunya operasional akibat pesawat Susi Air tidak lagi memiliki hanggar sebagai tempat pemeliharaan.
"Itu nilai kerugian yang kami hitung (Rp8,9 miliar) kalau gangguan meluas dan melebar pada posisi yang paling puncak," ujar Donal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.