MEDAN, KOMPAS.TV – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 4.000 restoran Indonesia ada di luar negeri bisa tercapai paling lama akhir 2023 atau awal 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pembukaan restoran Indonesia di luar negeri itu bertujuan untuk mempromosikan Indonesia.
"Pembukaan restoran Indonesia di mancanegara memberi nilai tambah kepada Indonesia," kata Menparekraf Sandiaga Uno di Medan, Sumatera Utara, Jumat (4/2/2022), seperti dikutip dari Antara.
Menparekraf yang berada di Medan sejak Kamis itu tengah menghadiri Festival Budaya Tionghoa Indonesia. Juga, mengunjungi usaha pelaku ekonomi kreatif Kitchenette Brasserie, milik Michael Djuita di kawasan Jalan Gerilya.
Restoran Kitchenette Brasserie tersebut menyajikan berbagai makanan dan minuman yang di antaranya memadukan menu Nusantara dan asing.
Peningkatan nilai ekspor bumbu Indonesia
Target pembukaan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri itu merupakan Program Indonesia Spice Up The World.
Selain membuka 4.000 restoran, program itu juga menargetkan peningkatan nilai ekspor produk bumbu dan rempah Indonesia hingga mencapai 2 miliar dolar AS.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Buka Suara Soal Ancaman Pembantalan MotoGP karena Kebijakan Karantina
Terkait hal ini, Sandiaga tidak memerinci sudah berapa banyak restoran kuliner nusantara di luar negeri hingga 2022.
Namun, dia memastikan bahwa Kemenparekraf terus melakukan pembinaan dan memfasilitasi pengusaha untuk membuka restoran di luar negeri.
Kemenparekraf bekerja sama dengan pihak terkait seperti perwakilan Indonesia di luar negeri agar pembukaan restoran di luar negeri bisa cepat terwujud.
"Saya mengapresiasi dan mendukung Michael Djuita yang membuka Kitchenette Brasserie di tengah masih ada COVID-19," katanya yang menilai membuka usaha di tengah COVID-19 menunjukkan pengusahanya kreatif.
Mengenai ekspor bumbu, dikatakannya, sudah semakin berkembang baik seperti sudah ada dijual bumbu rendang, nasi goreng, sate, dan soto.
Di samping itu rempah seperti lada, jahe, pinang, dan lainnya sudah semakin berkembang.
"Harapan Indonesia menjadi destinasi kuliner dunia diharapkan cepat terwujud sehingga wisatawan merasakan ada nilai tambah datang ke Indonesia," kata Sandiaga.
Baca Juga: Sejumlah Kritik terkait Gastrodiplomasi “Indonesia Spice Up The World” yang Digagas Kemenparekraf
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.