JAKARTA, KOMPAS.TV – Dua desa di Pulau Jawa dinyatakan sebagai zona merah antraks. Dengan demikian, pergerakan ternak dari daerah tersebut juga dilarang setelah kematian beberapa hewan ternak akibat antraks.
Sampai saat ini, tujuh sapi dan seekor kambing dinyatakan positif antraks.
"Jumlah itu merupakan dari 15 hewan ternak yang mati dalam beberapa hari terakhir," sebut Kelik Yuniantoro dari Dinas Pertanian di wilayah Gunung Kidul, Jawa Tengah, dilansir dari Kontan.co.id, Jumat (4/2/2022).
Dalam hal ini, pihak yang berwenang sedang menunggu hasil tes lebih lanjut.
Kelik pun mengungkapkan, terdapat 23 orang yang memiliki infeksi kulit. Hal ini kemungkinan dari penanganan atau konsumsi hewan yang terinfeksi antraks.
"Daerah tempat asal hewan yang mati sekarang menjadi zona merah. Semua ternak dari daerah itu tidak diizinkan pergi untuk saat ini," terangnya.
Baca Juga: Cobain Belalang Goreng, Makanan Ekstrem dari Gunung Kidul
Pihak berwenang telah mendisinfeksi peternakan dan ternak diberi antibiotik dan vitamin. "Pasar hewan juga didesinfeksi dan pemeriksaan hewan diperketat," tandas Kelik.
Kini, pihak berwenang akan memantau situasi kesehatan masyarakat selama empat bulan.
Melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, antraks adalah bakteri yang ditemukan secara alami di tanah dan umumnya menyerang hewan yang menghirup atau menelan spora di tanah, tanaman, atau air yang terkontaminasi.
Antraks tidak menular dan manusia hanya bisa terinfeksi dengan menelan bakteri. Hal ini dapat dicegah pada hewan melalui vaksinasi rutin.
Baca Juga: DPKP Gunungkidul Konfirmasi 10 Warga Diduga Terpapar Antraks, Ini Gejala-Gejalanya
Sumber : Kontan.co.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.