JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, menyatakan dukungannya pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 Persen.
"Konteks DKI kami mendukung Anies. Anies harusnya percaya diri saja karena kami, guru dan orang tua semua mendukung untuk menghentikan PTM penuh ini sementara dalam beberapa waktu ke depan," kata Satriwan saat dihubungi wartawan, Kamis (3/2/2022).
Terlebih, katanya, saat ini positivity rate Covid-19 di Jakarta sudah menembus 16 persen. Padahal, rekomendasi WHO untuk dibukanya sekolah yakni positivity rate di bawah 5 persen
"Tapi melihat kondisi positivity rate sudah di atas 16 persen lalu beberapa kepala-kepala daerah di aglomerasi sudah hentikan PTM, saya rasa ini patut ditiru penghentian PTM di daerah-daerah yang positivity rate nya naik," katanya.
Anies sebelumnya sudah menyatakan meminta kepada Menko Luhut Binsar Panjaitan untuk menghentikan sementara PTM 100 persen di Jakarta selama satu bulan, Rabu (2/2/22) kemarin.
Baca Juga: Pemerintah Putuskan Daerah PPKM Level 2 Boleh Gelar PTM 50 Persen
Lalu, hari ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merilis Surat Edaran yang menyatakan bahwa sekolah di daerah-daerah berstatus PPKM level 2 dapat menjalankan PTM 50 persen.
Surat itu diteken langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pada Rabu, 2 Februari 2022.
“Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas pada satuan pendidikan yang berada di daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2,” kata Nadiem dalam SE.
Baca Juga: Penyebaran Covid-19 Tinggi, Perhimpunan Guru: Jabodetabek Sudah Semestinya Hentikan PTM 100 Persen
Satriwan menilai, SE Kemendikbud hari ini tidak tegas.
"Itu tidak tegas, karena ada kata "dapat" untuk PPKM Level 2 itu kan ada kata dapat. Justru kata dapat itu bentuk ketidaktegasan," ujarnya.
Ia tetap mendorong agar PTM dihentikan secara total untuk sementara waktu baik di wilayah Jakarta dan wilayah aglomerasi lainnya.
"Karena kami ini guru, hentikan dulu sementara di Jakarta di Jabodetabek lah aglomerasi ini, termasuk di daerah yang positivity rate nya sudah di atas 5 persen," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.