KINSHASA, KOMPAS.TV - Kelompok milisi CODECO dilaporkan menyerang sebuah kamp pengungsian di Provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo dan membunuh 60 orang.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, Rabu (2/2/2022), milisi menggeledah kamp sepanjang malam dan membantai para pengungsi.
Menurut kepala kamp, Ndalo Budz, para milisi mendatangi kamp dan membantai pengungsi menggunakan golok dan senjata tajam lain.
Kamp tersebut bernama Plaine Savo, terletak di daerah Djugu, Ituri dan menampung orang-orang yang kehilangan rumah atau terpaksa mengungsi akibat konflik di timur Kongo.
“Saat ini kami menghitung ada 60 orang di kamp pengungsian untuk orang-orang terlantar ini yang dibunuh dengan golok dan senjata-senjata tajam lain,” kata Ndalo Budz sebagaimana dikutip Associated Press.
Baca Juga: Kongo Hukum Mati 50 Orang yang Dianggap Terlibat Pembunuhan Dua Pakar PBB pada 2017
Sementara itu, menurut kepala suku setempat, Pilo Mulindo, sebanyak empat orang selamat dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Angkatan Bersenjata Kongo pun mengutuk aksi CODECO yang membantai warga sipil korban perang dan menegaskan bahwa tindakan mereka adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Kongo, Jules Ngongo meyakinkan warga bahwa militer akan mengejar dan menghukum para pelaku.
“Kami mengutuk aksi teroris, kriminal ini yang menyerang tempat orang-orang terlantar yang tidak berdaya mempertahankan diri, ini lebih buruk dari kegilaan dan kepengecutan dan ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Para pelaku ini akan dihukum sangat berat,” kata Ngongo.
Militer Kongo sendiri telah berupaya menumpas pemberontak CODECO dengan melakukan operasi gabungan bersama tentara Uganda di daerah Djugu.
Namun, berbagai desa masih dalam situasi berbahaya dan terancam aksi para milisi.
CODECO merupakan istilah yang merujuk berbagai kelompok pemberontak etnis Lendu di Republik Demokratik Kongo.
CODECO, bersama Allied Democratic Forces (ADF)—kelompok milisi yang terafiliasi ISIS, sering meneror wilayah timur Kongo, membunuh banyak orang dan menyebabkan donor internasional menjeda pengiriman bantuan.
Baca Juga: Ribuan Orang Mengungsi di Kongo Timur Akibat Pertempuran Tentara Pemerintah dan Kelompok Pemberontak
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.