ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memecat Sait Erdal Dincer, Kepala Institut Statistik Turki (TURKSTAT), lembaga penyedia statistik resmi negara itu. Hal tersebut disampaikan Erdogan, Sabtu (29/1/2022) kemarin.
Pemecatan ini beriringan dengan tingkat inflasi yang terus meroket di Turki. TURKSTAT sendiri bertanggung jawab melaporkan statistik inflasi resmi dan data lain.
Tak sampai setahun Sait Erdal Dincer menjabat Kepala TURKSTAT. Ia digantikan oleh Erhan Cetinkaya, wakil presiden badan regulasi perbankan Turki.
Erdogan tidak menjabarkan detail mengenai alasan pemecatan Sait dan penunjukkan Erhan.
Baca Juga: Erdogan Dianggap Dihina lewat Pepatah, Jurnalis Terkenal Turki Ditahan
Turki dilaporkan mengalami inflasi parah setahun belakangan. Hal tersebut memicu krisis ekonomi dan ketidakstabilan nilai mata uang lira.
Pengamat menyebut inflasi ini dipicu oleh pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh rezim Erdogan. Sejak September 2021, Bank Sentral Turki telah memotong 500 basis point (bps) suku bunga menjadi 14%, tetapi pemangkasan dihentikan pada Januari 2022.
Erdogan bersikeras mencegah suku bunga tinggi, menyebutnya menjadi pemicu inflasi. Namun, klaim Erdogan itu bertentangan dengan teori ekonomi yang sudah mapan.
Selama ini, Turki bergantung pada impor untuk kebutuhan energi dan barang-barang konsumsi. Pada Desember 2021, inflasi harga barang-barang konsumsi mencapai 36,08%, naik dari 21,31% pada November.
Akan tetapi, angka yang diumumkan badan statistik resmi itu diragukan kalangan oposisi. Kalangan ahli independen menyebut inflasi tahunan Turki per Desember mencapai 82,81%.
Baca Juga: "Kami Tak Layak Mengalami Ini", Inflasi Turki Buat Rakyat Menderita
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.