KIBUMBA, KOMPAS.TV - Ribuan orang di Kongo timur mengungsi setelah mereka melarikan diri dari bentrokan yang sedang berlangsung antara tentara Kongo dan kelompok pemberontak minggu ini, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (30/1/2022).
Sejak hari Selasa, serangan baru oleh Gerakan 23 Maret atau M23, menargetkan posisi tentara Kongo di wilayah Rutshuru, di utara kota Goma di Kongo timur.
Aparat keamanan Kongo mengonfirmasi serangan itu, walau mereka tidak memberikan keterangan lebih rinci. Warga mengatakan kepada The Associated Press bahwa mereka melihat baku tembak dan mayat bergelimpangan.
Sejak awal minggu ini, penduduk dari enam desa di timur negara itu melarikan diri dari kekerasan.
Setidaknya 2.000 orang sekarang tinggal di tempat penampungan darurat, di gereja, sekolah atau dengan keluarga mereka.
Hari Jumat, AP mewawancarai beberapa saksi mata yang melarikan diri ke Kibumba dan menemukan perlindungan di sebuah gereja lokal.
“Serangan dimulai dari wilayah desa Nyesisi, Ngungo, Kanombe. Ketika kami berada di lapangan pada hari Rabu, kami mendengar peluru di atas bukit dan kami melarikan diri,” kata Baseme Mashukano, seorang warga Nyesisi, salah satu dari enam desa yang terjebak dalam baku tembak.
“Kami meninggalkan segalanya dan sekarang kami berada di sini di Kibumba. Kami menghabiskan malam di gereja sementara yang lain tidur di luar, kami tidak punya apa-apa untuk dimakan, tidak ada makanan, tidak ada air atau obat-obatan.” tambah Mashukano.
Baca Juga: Mengenal Kaum Sapeur di Kongo, Banting Tulang demi Cita-Cita, Necis, dan Parlente sampai Akhir
Korban lain terlantar akibat konflik, Sarah Kasigwa, mengatakan dia kehilangan tiga anak dan suaminya di tengah kekacauan.
“Kami melihat beberapa orang mati” katanya. “Kami tidur di sini, di sekolah ini. Hanya ada semen, tidak ada selimut, kami sangat menderita.”
Tumaini Anouarite, seorang ibu lima anak berusia 32 tahun, mengatakan dia melihat tentara menembakkan peluru di perbukitan terdekat, dan terjadi baku tembak antara tentara dan personel kelompok pemberontak M23.
Pada hari Jumat, pasukan PBB dikerahkan di daerah tersebut.
M23, yang juga menyebut dirinya "Tentara Revolusioner Kongo", adalah mantan kelompok pemberontak Kongo yang didukung oleh Rwanda dan Uganda namun dikalahkan tahun 2013.
Sejak November, gerakan tersebut dituduh berada di balik beberapa serangan terhadap tentara.
Serangan itu terjadi di sekitar Taman Nasional Virunga, sebuah situs warisan dunia UNESCO, yang terkenal dengan populasi gorilanya yang besar.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.